Pages

Subscribe:

Rabu, 11 Januari 2012

City Hunter - Episode 8

[City Hunter Episode 08]

Ketika sedang mengikat tali Yoon Sung mendengar seseorang berteriak.
“Hentikan”kata Na Na. Yoon Sung langsung berhenti mengikat tali dan langsung terdiam karena mengenal suara yang berteriak itu.
Yoon Sung berusaha menoleh sedikit ke belakang dan akhirnya memutuskan untuk melompat dengan tali yang yang sudah diikatnya tetapi ternyata Na Na berhasil menembak bahu kanan Yoon Sung.
Na Na langsung berlari melihat ke arah Yoon Sung yang melompat. Yoon Sung jatuh di atas mobil dan berguling ke jalan kemudian langsung masuk ke mobilnya dan melarikan mobilnya dengan cepat.
Na Na berusaha membangunkan Yong Hak dan lalu datang Young Joo yang langsung melihat ke bawah. Young Joo menanyakan keadaan Yong Hak, Na Na mengatakan baik-baik saja kemudian memberitahu Young Joo bahwa Yoon Sung melewati pintu nomer 3. Young Joo langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengunci pintu nomor 3 tersebut.
Young Sung yang kesakitan dan darahnya terus mengalir sampai tangan berusaha menghubungi ahjussi Shik Joong tetapi ahjussi tidak bisa dihubungi. Ternyata ahjussi sedang bersembunyi di truk sampah.
Istri Yong Hak sangat khawatir dengan keadaan Yong Hak. Tetapi ketika Yong Hak sadar, Yong Hak sangat marah karena pemilihan diundurkan. Asisten Yong Hak mengatakan bahwa Yong hak tidak bisa melakukan pidato mengingat keadaan Yong Hak sekarang ini. Yong Hak mengatakan bahwa dia bisa melakukan pidato sekarang ini karena serangan dan penculikan terhadap dirinya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendapat simpati masyarakat.
Ketika akan pergi, Yong Hak melihat Yuong Joo dan mengatakan apakah Young Joo akan selalu mencoba menangkapnya dan sebaiknya Young Joo sekarang menangkap orang yang sudah menyerang dan mencoba menculiknya.
Pidato pun tetap dilakukan dan Yong Hak pun mengeluarkan rencana-rencana dan janji-janji ketika akan terpilih menjadi presiden dan tentu saja tidak lupa mengangkat soal penyerangan penculikannya. Semua audience memberikan applaus dan mengelu-ngelukan nama Yong Hak dan ternyata yang hadir datang ada Jin Pyo yang sangat geram melihat Yong Hak. Kim Na Na yang sedang bertugas terus waspada melihat sekeliling.
Jin Pyo kemudian keluar dan datang anak buahnya yang melaporkan tentang sebuah tembakan yang terjadi tetapi polisi belum menangkap siapapun. Kapten yang langsung mengerti sangat geram terlihat dari caranya memegang tongkatnya dengan keras.
Young Joo dan anak buahnya langsung memeriksa Tempat Kejadian Perkara. Young Joo memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa DNA dari darah yang yang tertinggal dan mengecek CCTV yang dilewati serta mengecek semua klinik dan rumah sakit. Anak buah Young Joo mencurigai Jin Pyo tetapi Young Joo mengatakan tidak karena orang yang menculik itu kakinya baik-baik saja. Polisi juga mengatakan kalau gaya ikatan tali itu tidak pernah dilihat sebelumnya. Young Joo mengatakan untuk menginvestigasinya juga.
Yoon Sung memecahkan kaca sebuah rumah kemudian masuk dan mencari barang-barang yang dibutuhkannya kemudian memakainya untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di bahu kanannya akibat tembakan Na Na. Yoon Sung menumpahkan alcohol ke bahunya yang terluka kemudian berusaha mencungkil peluru tersebut. Yoon Sung sangat kesakitan ketika berusaha mengeluarkan peluru tetapi akhirnya peluru tersebut bisa dikeluarkan juga.
Tiba-tiba terdengar seseorang masuk, Yoon Sung langsung mematikan lampu. Ternyata orang itu adalah ……sadar ruangannya berantakan dan melihat banyak pecahan kaca, So Hee langsung sadar bahwa ada orang yang menyusup, dengan hati-hati ia memeriksa semua ruangan. Dan ketika masuk di sebuah ruangan, So Hee menyalakan lampu dan diam sebentar kemudian berbalik dan So Hee terkejut melihat Yoon Sung dipojok ruangan. Akhirnya Yoon Sung mengatakan bahwa So Hee pernah merasa berutang budi dan bisa membalasnya sekarang.
So Hee pun merawat luka Yoon Sung dan menjahit luka itu. So Hee kemudian membersihkan pecahan kaca dan saat melihat mobil polisi lewat, So Hee langsung menutup tirai kaca tersebut. So Hee juga menginfus Yoon Sung dan memberikan obat. So Hee menjelaskan walaupun semua obatnya untuk hewan tapi bisa digunakan untuk manusia juga yang membedakan hanya dosisnya saja.
Yoon Sung menanyakan kenapa So Hee tidak bertanya apapun tetapi So Hee berkata pasti Yoon Sung mempunyai alasan tertentu kenapa tidak pergi ke rumah sakit umum tetapi bersembunyi ke rumah sakit hewan.
So Hee menyalakan TV tetapi begitu melihat muka Yoon Sung, So Hee langsung mematikan TV tersebut. So Hee menyarankan Yoon Sung untuk menginap saja karena polisi kelihatan sedang “sibuk” sekarang ini. Yoon Sung menerima telepon dari Jin Pyo yang langsung marah-marah karena Yoon Sung tidak menembak Na Na saja sehingga Na Na tidak akan bisa menembak Yoon Sung. Setelah menanyakan keadaan Yoon Sung, Jin Pyo menyuruh Yoon Sung untuk kembali segera.
Na Na pulang ke rumah dan mendapati Yoon Sung belum pulang. Na Na langsung marah-marah dan mencurigai kalau Yoon Sung tidak pulang pasti sedang menghabiskan malam dengan seorang wanita. Saat istirahat dikamarnya, Na Na mengingat kejadian ketika menembak Yoon Sung dengan bingung.
Yoon Sung pun akhirnya menginap di klinik So Hee dan dalam tidurnya Yoon Sung terlihat saling menodongkan senjata dengan Na Na. Na Na tanpa ragu menembak Yoon Sung tetapi Yoon Sung tidak langsung membalas tembakan Na Na tetapi tiba-tiba datang Jin Pyo yang memerintahkan Yoon Sung untuk menembak Na Na, tiba-tiba gelap dan terdengar suara tembakan.
Ternyata Yoon Sung dan Na Na saling menembak dan sudah terkapar dilantai bersimpah darah. Mereka saling memandang dan berusaha saling memegang tangan dengan air mata yang berurai. Ketika tangan mereka sudah bertaut sedikit ternyata mereka sama-sama sudah menghembuskan nafas yang terakhir (walaupun ini cuma mimpinya Yoon Sung tapi sediiiiiiiiiiiiiiiiiiih banget lihat adegan ini_aida rf). Atau ini akan menjadi adegan kenyataan di akhir episode nanti? Let's See -Asri Rf-
Yoon Sung terkejut dengan mimpinya dan langsung terbangun tiba-tiba dengan bahu yang masih terasa sakit. Yoon Sung akhirnya sadar bahwa itu semua hanyalah mimpi. Yoon Sung tertunduk dengan lemah.
Paginya di rumah Na Na masih terus mengomel karena Yoon Sung tidak pulang-pulang.
“Benar-benar pria yang tak diuntung! Pagi-pagi sudah membuat aku kesal!”teriak Na Na walau dalam keadaan menyikat giginya.
Keesokan harinya. So Hee datang ke kliniknya dan kaget mendapati Yoon Sung sudah tidak ada di sofa dan selimut yang dipakainya semalam sudah terlipat rapi. So Hee mengedarkan pandangannya dan mendadak muncul Yoon Sung dengan senyumnya. So Hee lega.
“Yoon Sung, lelaki macam apa gerangan dirimu?”tanya So Hee dengan nada becanda.
“Pria yang sangat berbahaya”pungkas Yoon Sung.
So Hee pun mengatakan dia membawa pakaian Young Joo untuk Yoon Sung pakai.Yoon Sung terdiam namun tetap tak menyangka.
“Apa aku belum mengatakannya sebelumnya? Young Joo adalah mantan suamiku”ujar So Hee.
Sebelumnya, luka Yoon Sung diobati terlebih dahulu oleh So Hee dan digantinya. So Hee memeriksa kembali luka Yoon Sung dan melihat ada luka lain yang langsung ditutupi oleh Yoon Sung.

So Hee memperingatkan Yoon Sung untuk tetap meminum obatnya. So Hee mengingatkan Yoon Sung bahwa lukanya belum kering benar. Dan So Hee tetap tidak bertanya bagaimana Yoon Sung terluka, walau bagaimanapun So Hee sepertinya tetap tahu.

So Hee pun meminta bayaran 5 kali lipat karena dianggap 5 kali kali lebih besar dari seekor anjing yang terluka. Yoon Sung tertawa kecil dan berjanji untuk mentraktirnya.
So Hee pun mengantar Yoon Sung saat akan pergi. “Ingat kau harus hati-hati dengan lukamu”ucap So Hee mengingatkan lagi.
Sedangkan tidak jauh, Na Na menuju ke klinik dan melihat Yoon Sung bersama So Hee. Pikiran lain pun berkelebat di benak Na Na. Jadi Yoon Sung tidak pulang semalaman ada di tempat So Hee? Na Na pun sontak syok dan tidak percaya. Na Na pun berbalik.
Na Na berjalan dengan cepat, dia tidak ingin terlihat oleh mereka. Namun sial bagi Na Na, dia tidak melihat adanya sepeda yang melaju ke arahnya dan akhirnya dia tertabrak. Na Na panik, sedangkan Yoon Sung yang berjalan melihat sekilas Kim Na Na.
Na Na panik dan langsung berlari. Yoon Sung mendekatinya dan melihat kantong yang di bawa Na Na. Rupanya berisi pakaian Yoon Sung. Dan dia pun langsung mengejar Kim Na Na.
“Ya, Kim Na Na”panggil Yoon Sung. Namun Na Na tetap berjalan tidak mengindahkan Yoon Sung.
“Kim Na Na!”teriak Yoon Sung dan menggapai tangan Na Na, namun disentaknya dan menyuruh melepaskannya. Terlihat sekali kekesalan di mata Na Na. Atau cemburu?
Yoon Sung mencoba untuk mengajak Na Na bicara akhirnya malah dibantingnya ke tanah! Yoon Sung jelas kesakitan karena tepat mengenai lukanya. Ouh, benar-benar kesal saya dengan adegan ini! Yoon Sung menahan sakit.
“Apa kau melakukan hal yang buruk? Kenapa kau berlari?”tanya Yoon Sung.
“Siapa yang lari! Aku hanya terburu-buru”sanggah Na Na.
“Apa kau salah paham lagi?”
“Salah paham apa? Pertanyaan itu terlalu kuno kau harus merubahnya! Namun kau mempertunjukan rasa cintamu di jalanan! Kau ingin orang-orang beramsumsi di belakang kalian dan juga aku tidak tahu itu salah paham atau kenyataan”panjang lebar Na Na menjelaskan dengan sedikit kesal.

Yoon Sung mendekati Na Na dan langsung menebak apa benar Na Na menyukainya? Na Na langsung gugup. “Siapa bilang aku menyukai orang yang tidak diuntung sepertimu?”sanggah Na Na.

Yoon Sung pun meminta Na Na untuk tidak peduli urusan orang lain dan berlebihan terhadap masalah Yoon Sung. “Maaf tidak seharunya aku mengkhawatirkan dirimu! Anggaplah aku begitu bodoh membawa pakaianmu ke sini”, Na Na semakin kesal.

Yoon Sung pun merasa sedikit bersalah. Dan dia pun malah mengatakan baju yang dibawa Na Na benar-benar tidak cocok satu sama lain. Na Na tidak tahu harus mengatakan apa dan akhirnya dia pergi meninggalkan Yoon Sung.
Di lapangan, Na Na dan Yoon Sung bersama-sama latihan menembak dan kepala pengawal pun menghampiri Na Na. “Kerja bagus! Aku dengar kau menembak orang itu?”kata kepala pengawal dan Na Na hanya tersenyum mendengar pujian itu.
Sedang Yoon Sung yang mendengarnya hanya bisa merasa getir. Apalagi saat kepala pengawal menyuruh mereka untuk berlatih menembak dan menganggap sasaran mereka adalah sang City Hunter! Na Na menembak dengan tepatnya.
Sedangkan Yoon Sung yang mencoba untuk menembak namun tidak sanggup, kini Yoon Sung sadar mereka berada di posisi yang berseberangan.
Mereka semua bubar, Na Na yang hendak pergi dihentikan oleh pertanyaan Yoon Sung.
Yoon Sung : “Apa kau suka menjadi pengawal? Mungkin lebih baik mengajar anak-anak judo?”
Na Na : “Apa maksudmu?”
Yoon Sung : “Ada berapa banyak wanita yang bisa menembak di Korea Selatan? Jika seorang pria punya senjata kau bisa terluka!”
Na Na : “Untuk seseorang yang merasa cemas terhadap aku yang bahkan tidak memberikan telepon semalam!”

Na Na berfikir seharusnya kejadian kemarin dia bisa menangkap sang City Huter! Yoon Sung semakin tidak karuan.
“Apa kau fikir City Hunter orang yang buruk?”tanya Yoon Sung
“Ya..aku harus melindungi kandidat Seo Yong Hak, itu tugasku!”ucap Na Na dan pergi. Yoon Sung hanya bisa mendesah.
Di kejaksaan, staff Young Jo mengabarkan bahwa rekaman cctv ditempat jalannya City Hunter kabur telah di matikan sehingga mereka tidak bisa mengetaui siapa dia, bahkan cctv yang berada di tempat polisi sama saja. Young Joo hampir tidak percaya. Mereka mengatakan bahwa sistem mereka di bajak, dan lagi-lagi dari alamat IP Blue House!
Young Joo beserta staffnya langsung menyambangi Blue House, bagian keamanan dimana Yoon Sung dan Ki Joon bekerja.
Ki Joon langsung terkejut. Young Joo menjelaskan bahwa saat ingin menyelidiki rute City Hunter kabur, seluruh rekaman cctv telah dimatikan dengan cara di bajak. Kepala keamanan langsung mencurigai Ki Joon yang dikenal pandai membajak!
“Saat kejadian Lee Kyung Hwan, bahkan alamat IP sang pembajak berasal dari Blue House!”ungkap Young Joo. Kepala keamanan semakin syok. Ki Joon langsung menyangkalnya.
Kami tidak mempunyai alamat IP individual di sini, jadi kita tidak tahu siapa yang melakukan , terang kepala kemananan.
Young Joo pun berniat untuk menyita seluruh komputer dalam 3 hari.
Young Joo terbelalak saat melewati Yoon Sung. Pakaian itu..Young Joo tentu mengenalinya. Yoon Sung yang tahu arti tatapan Young Joo hanya tersenyum sadis. Young Joo pergi dengan emosi tingkat tinggi.
Setelah itu Yoon Sung langsung menghapus seluruh jejak.
Di kamar mandi, Yoon Sung melihat lukanya, terlihat lukanya tidak semakin baik. Yoon Sung harus tetap menahan rasa sakit.
Ki Joon mengomel-ngomel atas pristiwa pembajakan itu. Ki Joon mencurigai salah satu staff hanya karena orang itu tidak suka dengan kinerja polisi, sedang Yoon Sung malah berkelakar jangan-jangan Ki Joon sendiri.
“Apa kau gila?! Berada di tempat hukuman selama 2 hari saja sudah membuatku gila!”teriak Ki Joon.
Ki Joon keluar dari toilet dan Young Joo masuk. Yoon Sung sendiri tenang-tenang saja. Young Joo menatap garang Yoon Sung.
“Baju itu, dasi itu”ucap Young Joo tanpa melanjutkan. Yoon Sung tertawa sinis malah membenarkan memang benar itu baju dia.
“So Hee meminjamkannya untukku”pungkas Yoon Sung dan meninggalkan Young Joo.
Young Joo tidak terima begitu saja penjelasan Yoon Sung, dia mengejar dan menahan Yoon Sung dengan mencengkram pundak tepat di luka Yoon Sung! Dan Yoon Sung harus menahan sakit agar tidak dicurigai.
“Apa kau begini kepada setiap wanita?”geram Young Joo.
“Aku hany meminjamnya karena terjadi sesuatu! Hah, mendengar kau berkata seperti ini sungguh tidak enak didengar!”
Young Joo semakin dibuat marah oleh Yoon Sung yang memang sengaja melakukannya.
“Bukan gayaku menggunakan barang orang lain, aku berencana mengembalikannya, namun kalian berdua sudah berpisah. Melihat kau begitu perhatian, sungguh terlihat lucu”jelas Yoon Sung.
Young Joo yang menatap garang Yoon Sung semakin tidak tahan.
Young Joo menahan Yoon Sung dengan keras ke tembok, dan lagi-lagi menahananya tepat di luka Yoon Sung!
“So Hee sungguh wanita yang kasihan! Dia seharusnya bertemu dengan pria yang baik-baik bukan seperti dirimu!”
“Apa maksudmu?!”
“Dia terlalu polos untuk dipermainkan oleh dirimu!”
“Siapa bilang aku mempermainkan dia!”balas Yoon Sung dengan teriakan marah. Yoon Sung langsung menghempaskan tangan Young Joo.
“Apa kau takut aku nyata bagi dia? Seharunya kau yang mengatur perasaanmu! Aku tidak akan seperti dirimu yang berpura-pura sebagai ‘long legs ahjussi’!”. Yoon Sung pergi dengan perasaan emosi yang tingkat tinggi juga.
Sementara itu, di sebuah kereta api, Shik Joong berdiri dengan nelangsanya. Semua orang tidak tahan dengan bau Shik Joong yang sebelumnya bersembunyi di tempat sampah!
Yoon Sung masuk dan menemukan Shik Joong dalam keadaan menyedihkan. Yoon Sung langsung mendekat dan memeluk pamannya itu.
Yoon Sung menemui ayahnya. Jin Pyo langsung menampar Yoon Sung.
Jin Pyo : “Sudah aku katakan tidak seharusnya berakhir seperti ini! Hanya karena penilaianmu yang naïf itu! Seo Yong Hak malah mendapatkan sayap bukannya peluru!”
Amarah Jin Pyo benar-benar tidak tertahankan. Dia masih berteriak kepada Yoon Sung dan apa Yoon Sung lupa bagaimana ayahnya kandungnya mati? Yoon Sung tertunduk.
“Aku juga tidak ingin kehilangan dirimu”, emosi Jin Pyo mulai kendur dan menanyakan luka Yoon Sung.
“Aku baik-baik saja”
Jin Pyo berencana ingin membuat perhitungan sendiri dengan si penembak Yoon Sung. Sontak Yoon Sung pun panik .
“Jangan, biar aku saja yang melakukannya. Dendam ini bukan saja milikmu namun juga untuk ayahku”ucap Yoon Sung beralasan.
“Baiklah, aku akan memberikan kau kesempatan kedua namun kau tidak boleh gagal!”
Shik Joong pun menjelaskan detail rencana Yoon Sung. Mereka khawatir akan banyak pengawal yang akan menjaga jalannya acara dimana Yong Hak berada. Jin Pyo memerintahkan untuk menyingkirkan setiap pengawal yang menghalangi.
“Apa kau pikir orang yang sudah menembak sekali tidak akan menembak lagi? Jika dia menghalangi kita kita harus menyingkirkannya!”. Jin Pyo memang sudah buta dengan acara dendamnya.
Yoon Sung mulai cemas. Shik Joong sedikit protes karena akan mencelakai orang yang tidak bersalah.
“Dan karena mereka terlalu setia dengan Negara! Bagaimana dengan ratusan orang yang kehilangan kehidupan mereka?! Jangan lupa itu”teriak Jin Pyo kepada Shik Joong.
Yoon Sung hanya terdiam, lantas Jin Pyo pun memukul pundak Yoon Sung yang terluka dengan tongkatnya. Yoon Sung menahan sakit.
"Sepertinya lukamu sudah baik, kau tidak boleh gagal lagi!"
Melihat Yoon Sung yang menghentikan makannya, Shik Joong menjadi khawatir.
"Kenapa? Apakah itu sakit? aku akan menyuapimu"tanya Yoon Sung.
"Tidak, aku tidak apa-apa"
Shik Joong prihain dengan kehidupan Yoon Sung.
"Apakah kau melihat orang yang menembakmu?"tanya Shik Joong
"Na Na" jawab Yoon Sung.
"Na Na? Na Na yang menembakmu?Apakah dia mengenalimu?"tanya Shik Joong khawatir.
"Na Na tidak akan pernah berfikir kalau itu aku"jawab Yoon Sung
Shik Joong dan Yoon Sung berfikir jika Na Na terus menjadi bodyguard Seo Yong Hak akan terlalu berbahaya untukknya. Shik Joon dan Yoon Sung berencana membuat Na Na agar tidak menjadi pengawal Seo Yong Hak.
"Bagaimana kalau aku membuat kakinya cedera?"tanya Yoon Sung
"Tidak bisa, Jika kau tidak behati-hati dengan kekuatanmu, kau dapat menghancurkan semua kakinya"ujar Yoon Sung
"Lalu bagaimana jika aku memberi pencahar pada makanannya?"tanya Yoon Sung
"Ais, bagaimana bisa kau membiarkan seorang wanita pergi bolak-balik ke toilet?"gumam Shik Joong tidak setuju.
Akhirnya Shik Joong membisiki Yoon Sung rencananya. Yoon Sung kaget mendengarnya.
"Aish, tidak bisa begitu, bagaimana kalau dia mati atau kenapa-napa?"tolak Yoon Sung
Yoon Sung dan Shik Joong akan menjalankan rencana Shik Joong. Mereka berdua sudah berada di atap rumah Na Na. Mereka berdua sedang menunggu kepulangan Na Na. Ketika Na Na pulang, Shik Joong mengambil batu bata untuk dilemparkan ke Na Na, Yoon Sung yang melihatnya menghalanginya. Ketika mereka bersiap-siap untuk menjatuhkan pot ke atas kepala Na Na, tanpa sengaja Yoon Sung menjatuhkan sebuah pot dan jatuh tepat di atas kepala Na Na. Yoon Sung dan Shik Joong segera bersembunyi.
"Ahh, sakit. Siapa itu?"ujar Na Na sambil melihat ke atas dengan kesal.
"Dia tidak mati, kan?"tanya Yoon Sung
"Dia baik-baik saja"ucap Shik Joong
Yoon Sung, Na Na, Da Hye, dan Eun Ah berada di kafe. Yoon Sung memesankan kopi untuk mereka berempat. Pada minuman Na Na, Yoon Sung meberikan pencahar dan langsung memberikannya pada Na Na. Shin Eun Ah mengambil kopi miik Na Na dan mengajaknya bertukar minuman. Tanpa ragu-ragu Eun Ah meminum habis milik Na Na. Yoon Sung ternganga melihatnya.
"Guru, sehabis ini. Ayo kita pergi ke tempat karaoke. Untuk merayakan kenaikan nilaiku"ucap Da Hye manja pada Yoon Sung.
"Mengapa aku juga harus ikut"tolak Yoon Sung.
Da Hye terus memaksa Yoon Sung agar ikut. Akhirnya Yoon Sung ikut.
Di tempat karaoke, Da Hye menyanyi sebuah lagu sedih dan mencoba menarik perhatian Yoon Sung. Yoon Sung melihatnya tidak tertarik dan Na Na yang melihatnya hanya tersenyum.
"Guru, lagu ini sangat sedih hingga aku hampir menangis"ucap Da Hye
"Lagu ini memang sedih tapi aku lebih sedih lagi melihat nilaimu"ucap Yoon Sung.
Sebuah pesan masuk ke HP Yoon Sung dari Shik Joong yang memberi tahu Yoon Sung kalau dia sekarang berada di ruang karaoke nomor tiga. Yoon Sung yang membaca pesan itu segera bergegas akan pergi, tapi Da Hye menahannya.
"Karena kita berangkat bersama-sama, kita juga harus pergi bersama juga"ucap Da Hye sambil mengambil tas milik Yoon Sung.
"Hey, kembalikan tasku"ucap Yoon Sung, tapi Da Hye tidak mau mengembalikannya.
"Jika kau tetap pergi, maka aku tidak akan mengembalikan tasmu"ancam Da Hye.
Eun Ah merasa tidak enak pada perutnya. Dia minta ijin kepada Na Na untuk pergi ke kamar mandi.
"Unnie, Apa kau tidak apa-apa? Ayo kita pergi ke kamar mandi bersama"ucap Da Hye
Na Na, Eun Ah, dan Da Hye meninggalkan Yoon Sung sendirian.
"Seharusnya sekarang yang sakit perut adalah Na Na, hah..sungguh sial"ujar Yoon Sung
Yoon Sung menghampiri Shik Joong berada di ruang karaoke nomor tiga.
"Apakah kau membawa obatnya?"tanya Yoon Sung
"Tentu, kau tidak apa-apa? Lihat wajahmu"tanya Yoon Sung.
Shik Joong membantu Yoon Sung mengobati luka Yoon Sung.
"Lukamu sampai ke tulangmu. Selasaikan semua ini menyerahlah"ujar Shik Joong
"Tidak bisa, Aku harus melakukannya. Aku akan membantunya menyelesaikan balas dendamnya"ujar Yoon Sung.
Shik Joong berkata kalau akhir-akhir ini ketua terlihat khawatir tentangmu dan banyak kehilangan berat badannya, karena itu Shik Joong membantunya menyiapkan makanan untuknya. Shik Joong berkata pada Yoon Sung untuk berhati-hati tentang Na Na, karena jika sampai ketua mengetahuinya, Na Na bisa mati. Shik Joong lalu menyerahkan kartu identitas sebagai wartawan agar dapat masuk ke ruang konferensi pers kandidat presiden.
Di kamar mandi, Na Na sedang memeriksa keamanan. Eun Ah yang keluar dari kamar mandi berkata kalau dia akan menghandle keadaan di kamar mandi, lalu Na Na keluar untuk mengecek keamanan di luar.
Dua orang wanita masuk ke dalam toilet. Mereka berdua sedang asyik membicarakan tentang putri presiden dan menjelek-jelekkannya. Da Hye yang berada tepat disebelahnya tidak terima dan marah.
"Kau tidak tahu siapa aku ini kan? Aku adalah anak perempuan presiden"ujar Da Hye.
"Kalau kau anak perempuan presiden, maka aku adalah putri pertama presiden"ejek wanita tersebut.
"Aku tidak punya kakak"ucap Da Hye kesal.
Akhirnya pertengkaran tidak terelakkan. Eun Ah yang baru saja keluar dari kamar mandi berusaha untuk melerainya tapi keadaan membuat Eun Ah harus kembali ke dalam kamar mandi lagi. Ketika pertengkaran terjadi banyak orang yang merekam adegan tersebut.
Di Luar Na Na tidak sengaja melihat seorang pria yang pernah memberi keterangan tentang kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya. Na Na langsung berlari mengejar pria tersebut.
Na Na kehilangan jejak pria tersebut. Di lain sisi Shik Joong bersembunyi dan melihatnya.
Di kantor, Na Na dan Eun Ah ditegur oleh kepala pengawal. Mereka berdua dianggap tidak becus melaksanakan tugasnya.
"Kim Na Na, gajimu akan dipotong selama 6 bulan dan selama dua minggu kau diskors"ucap kepala pengawal.
"Tapi",potong Na Na.
"Kenapa, jika kau tidak setuju kau bisa memberikan surat pengunduranmu sekarang juga"tegas kepala pengawal.
Sebelum itu kepala pengawal mengatakan pada Na Na kalau mereka menerima Na Na karena kasihan melihat ayahnya yang terbaring di rumah sakit.
"Video ini sudah masuk ke You Tube dan dalam waktu singkat menjadi topik yang paling di cari"ujar kepala pengawal.
"Shin Eun Ah, gajimu dipotong selama sebulan"ucap kepala pengawal.
Na Na berjalan meninggalkan kantor, Yoon Sung melihat dan memanggilnya.
"Kim Na Na ssi, aku dengar kau diskors"tanya Yoon Sung
"Pergilah, tinggalkan aku sendiri"ujar Na Na
"Pulanglah dan istirahatlah. Bersihkan rumah, karena rumah terlihat sangat kotor"ucap Yoon Sung. Na Na yang mendengarnya kesal dan melihat Yoon Sung dengan mata berkaca-kaca.
"Lee Yoon Sung ssi, harusnya kau tahu apa yang sedang kurasakan sekarang? Kenapa kau malah menyuruhku untuk membersihkan rumah"ujar Na Na hampir menangis dan segera meninggalkan Yoon Sung.

Na Na berada di atap rumahnya dan duduk di ayunan. Dia teringat tentang pertemuanya dengan pria tadi. Lalu dia teringat waktu kejadian kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya.

=Flashback=
Na Na remaja sedang berjalan ke kantor polisi. Di sana dia melihat salah seorang pria sedang memberikan kesaksian atas kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Na Na.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Ayahku adalah korban, lalu tiba-tiba sekarang dijadikan tersangka?"ucap Na Na marah sambil menangis.
"Pria ini berkata kalau waktu terjadinya kecelakaan dia sedang mabuk, dan dia sedikit bingung tentang apa yang sedang terjadi. Orang ini berkata kalau mobil ayahmu mengerem mendadak dan menabrak mobil yang ada di depannya"ujar petugas polisi sambil menunjuk Shik Joong
"Itu tidak mungkin. Paman tolonglah untuk mengingat sedikit lagi, kau pasti salah"mohon Na Na
"Waktu itu aku sedang mabuk dan melihat mobil putih itu menabrak duluan. Aku hanya mengatakan kenyataannya"ucap Shik Joong lalu meninggalkan Na Na yang terjatuh dan menangis.
Di belakang Na Na, Shik Joong melihatnya dengan pandangan rasa bersalah.
=Flashback End=
"Benar dia orangnya, jika dia masih hidup berarti ada kemungkinan untuk dapat membuka kasus ini lagi. Tapi identitas Bi Man Deok telah dihancurkan sebelumnya"gumam Na Na seraya menangis.
Tiba-tiba seseorang melemparinya tisu, Yoon Sung datang menghampiri Na Na.
"Jika ingin menangis harusnya kau pulang dan menangis"ujar Yoon Sung
Na Na berdiri dan akan pergi meninggalkan Yoon Sung, tapi Yoon Sung menahannya dan menarik tangan Na Na dan mengajaknya pergi.
"Ke mana kita akan pergi? Beri tahu aku"ujar Na Na. Yoon Sung menyuruh Na Na masuk dalam mobil.
"Masuk"ucap Yoon Sung
"Tidak aku tidak mau"tolak Na Na
"Jangan keras kepala, cepat masuk"
Di jalan Na Na kesal karena Yoon Sung tidak memberi tahu kemana mereka akan pergi.
"Kemana sebenarnya kita akan pergi?"ucap Na Na
"Untuk menenangkan kekesalanmu"ujar Yoon Sung. Na Na melihat Yoon Sung heran.
"Hey ada apa? Kenapa melihatku seperti itu?"ujar Yoon Sung
"Mengapa kau memperlakukanku dengan baik?"tanya Na Na
"Karena kita keluarga sejak kita tinggal bersama di bawah atap yang sama"jawab Yoon Sung
"Cara bicarmu sangat mengerikan, semua kelakuanmu menjengkelkan, tapi kau membantu membayar biaya rumah sakit ayahku, membeli rumahku yang akan dilelang dan tetap membiarkanku tinggal di dalamnya. Dan Sekarang kau membantuku untuk menghilangkan kekesalanku"ucap Na Na.
"Ah, tidak bisa dipercaya. Jangan bicara lagi"ujar Yoon Sung
Lalu Yoon Sung berteriak.
"Hey, kau anak kecil sangat malas belajar dan selalu membantahku"teriak Yoon Sung. Na Na yang melihat Yoon Sung ikut-ikutan berteriak.
"Yaa, kepala pengawal, kau boleh saja memarahiku tapi jangan bawa-bawa nama ayahku”.
“Yaa, Shin Eun Ah, mengapa kau sangat rakus dan akhirnya kau terkena diare. Yaa, Yoon Sung terserah apa yang kau lakukan kau tetap saja orang yang tidak beruntung"teriak Na Na
"Kim Na Na, meskipun kau bagus dalam Judo bukan berarti kau bisa sombong. Kau bodoh dalam berkelahi tapi kau tetap berlari dan memegang senjata"teriak Yoon Sung.
Mereka berdua tertawa.
Yoon Sung dan Na Na berhenti di sebah taman sambil meminum kopi.
"Enaknya"ujar Na Na
"Apa kau benar-benar merasa kalau apa yang aku lakukan benar-benar tidak beruntung"ujar Yoon Sung
Na Na tertawa mendengar pertanyaan Yoon Sung. Tiba-tiba hujan datang, tapi penutup mobil Yoon Sung tidak dapat dijalankan. Akhirnya mereka pulang hujan-hujanan.
Yoon Sung membawa Na Na pulang ke rumahnya. Tanpa sengaja Yoon Sung melihat badan Na Na yang basah terlihat karena Na Na menggunakan pakaian putih. Yoon Sung segera melemparkan jasnya untuk dipakai Na Na. Na Na yang baru menyadarinya segera menutupinya.
Yoon Sung memberikan kemeja bersihnya untuk Na Na dan menunjukkan kamar mandinya.
Di kamarnya Yoon Sung mengobati lukanya sendiri. Ketika sudah selesai, Yoon Sung segera keluar dan mencari Na Na.
Ternyata Na Na ada di dapur dan sedang mencoba untuk menyalakan kompor tapi tidak bisa. Yoon Sung yang melihat Na Na terdiam, hingga akhirnya mendekati Kim Na Na dan membantu untuk menyalakan kompor. Na Na lalu mengambil mangkok. Tapi tempat mangkok tersebut susah diambil oleh Na Na karena berada ditempat yang lumayan tinggi. Akhirnya Yoon Sung membantunya.
"Kau makanlah sendiri, aku tidak makan"ucap Yoon Sung langsung meninggalkan Na Na
"Ayo makan bersama" ujar Na Na tapi tidak didengar oleh Yoon Sung
Na Na duduk di sofa dan meminum anggur yang disiapkan. Na Na menunggu Yoon Sung sambil melihat TV hingga tertidur. Yoon Sung turun dan melihat Na Na tertidur langsung menyelimuti Na Na.
Yoon Sung akan meninggalkan Na Na kemudian kembali lagi dan memandangi wajah Na Na.
Yoon Sung akan mencium Na Na dan mulai mendekati wajah Na Na, Na Na terbangun dan kaget tapi dia langsung memejamkan matanya. Ketika itu Yoon Sung sudah sangat dekat dengan Na Na, tiba-tiba telepon berdering. Yoon Sung segera mengangkatnya dan meninggalkan Na Na.
Yoon Sung mengangkat telepon dari ayahnya.
"Besok adalah harinya, Apa kau bisa melakukannya dengan baik?"tanya Jin Pyo
"Ya, jangan khawatir tentang itu"ucap Yoon Sung meyakinkan.
"Besok adalah kesempatan terakhir. Aku akan pergi dan membantumu"ujar Jin Pyo dan berkata mereka akan bertemu setelah semuanya selesai.
"OK"ucap Yoon Sung
Yoon Sung berada di ruang kerjanya menyiapkan rencananya untuk besok.

Paginya, Yoon Sung mengantar Na Na pulang ke rumahnya. Na Na turun dari mobil. Mereka berdua merasa sedikit canggung.
"Terimakasih untuk kemarin. Karena kau moodku kembali baik"ucap Na Na
"Aku memberimu ijin untuk marah dan kau memarahiku"ujar Yoon Sung
"Apa yang coba kau katakan, aku ini adalah gadis kasar?"ujar Na Na
"Masuklah, aku akan pulang sedikit malam"ujar Yoon Sung
"Apakah ada yang ingin kau makan? Aku akan menyiapkannya untukmu"tanya Na Na
"Jangan terlalu banyak sayuran dan masaklah daging"ujar Yoon Sung.
Ketika Yoon Sung pergi Na Na tersadar kalau antingnya hilang.
HP Na Na berbunyi. Kepala pengawal menelpon Na Na.
"Kami tidak dapat berbuat banyak untuk mengawal Seo Yong Hak, jadi kami memutuskan untuk menunda skorsmu dan datanglah dan lakukan yang terbaik"ujar kepala pengawal
"Baik, terima kasih kepala pengawal"ucap Na Na senang.
Yoon Sung masuk ke dalam gedung tempat konfrensi pers berlangsung. Yoon Sung dapat masuk dengan menggunakan karu identitas yang dibuat oleh Shik Joong.
Na Na dan Eun Ah mengawal Seo Yong Hak. Seo Yong Hak masuk dan menyapa hangat semua calon kandidat presiden. Na Na mengecek keamanan sekitar.
Yoon Sung segera melancarkan aksinya, dia memasukkan gas agar karyawan yang mengurus penyiaran konferensi press tersebut mengantuk. Young Jo datang bersama stafnya untuk mengawasi kelangsungan acara tersebut.
.
Soe Yong Hak diberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya dan mengungkapkan kenapa dia berdiri sebagai calon presiden. Di lain sisi, Yoon Sung mulai menjalankan aksinya denga memasukkan rekaman pertemuan Seo Yong Hak dengan Hodson. Seo Yong Hak yang melihat itu kaget dan menyuruh untuk mematikan video tersebut. Semua orang marah melihat video tersebut. Seo Yong Hak dikawal Na Na dan Eun Ah segera meninggalkan tempat.
Yoon Sung pergi dari tempat kejadian dan segera memakai maskernya. Tapi Yoon Sung berhasil ditangkap oleh Young Jo, terjadilah pertengkaran hebat.
Ketika Yoon Sung dapat melarikan diri, di depannya ada Na Na dan Seo Yong Hak dibelakangnya sudah menodongkan pistol. Yoon Sung terdiam melihat Na Na. Na Na juga terdiam. Young Jo kaget melihat Na Na.
Dengan sigap Seo Yong Hak berhasil merebut pistol dari Na Na dan menjadikan Na Na sebagai tawanan. Young Jo yang melihat itu berusaha mendekati Seo Yong Hak. Tapi dengan sigap Na Na berhasil melawan Seo Yong Hak. Na Na hampir saja terjatuh dari ketinggian dan hanya berpegang pada besi yang menempel. Young Jo segera berlari mengejar Seo Yong Hak yang kabur.
Yoon Sung dengan sigap meraih tangan Na Na untuk membantunya. Di bawah Jin Pyo menyaksikan itu semua.
Yoon Sung bersaha menyelamatkan Na Na, mereka saling memandang. Darah keluar dari tangan kanan Yoon Sung, Na Na kaget melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download youtube Video