[City Hunter Episode 10]
Yoon Sung dan Young Joo mendatangi TKP bersamaan dan melihat dua orang polisi yang sudah tewas dan melihat keluarga polisi tersebut menangis. Young Joo langsung melihat mayat yang sudah ditutupi kain putih. Yoon Sung juga mendengar dua orang yang membicarakan Lee Kyung Wan yang pantas mati karena kejahatannya tapi orang yang satunya mengatakan bahkan dua orang polisi yang tidak bersalahpun ikut mati. Yoon Sung nampak sangat terkejut mendengarnya.
Yoon Sung langsung melihat sekelilingnya dan akhirnya melihat Jin Pyo yang memakai pakaian dokter. Yoon Sung dan Jin Pyo saling memandang dengan tatapan tajam sebentar kemudian Jin Pyo langsung pergi.
Yoon Sung juga pergi dan dilihat oleh Young Joo kemudian Young Joo memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti Yoon Sung. Yoon Sung ternyata pergi ke rumah Jin Pyo.
Young Joo dan anak buahnya berhasil mengikuti Yoon Sung. Yoon Sung yang tidak tahu diikuti tanpa curiga langsung masuk ke rumah Jin Pyo. Anak buah Young Joo terkejut ternyata Yoon Sung mendatangi rumah Jin Pyo.
Sesampainya di dalam rumah, Yoon Sung dengan marah berkata kenapa Jin Pyo tega sekali membunuh. Jin Pyo mengatakan bahwa begitulah cara Jin Pyo mengatasinya.
Yoon Sung, “Bahkan membunuh dua orang polisi yang tidak bersalah? Jika metode ini yang anda gunakan, ini akan menjadi pembalasan darah untuk darah”.
Jin Pyo lalu mengatakan, “setiap hari, telingaku mendengar tangisan dari 20 orang yang mati di Laut Nampo dan aku tidak pernah tidur dengan nyenyak selama 28 tahun terakhir, hanya ada satu alasan aku hidup. Di pantai yang dingin, pasukanku meninggal ditangan militer kita sendiri, mereka menderita rasa sakit, depresi,kemarahan dan penghiatan. Semua itu harus dibayar mahal dan pantas untuk mati”.
Lalu Yoon Sung bertanya ,“ini pembalasan untuk siapa? Aku tiba-tiba khawatir apakah ini untuk pasukan yang dikhianati oleh negara sendiri atau untuk diri sendiri karena perasaan bersalah karena satu-satunya yang bisa selamat? Apakah anda masih belum mengerti? Polisi yang anda bunuh sekarang ini mereka punya keluarga juga, ini sudah bukan balas dendam lagi tapi ini murni pembunuhan“.
Dengan mengepalkan tangannya ditongkat, Jin Pyo mengatakan kepada Yoon Sung, “jika kau tetap melawanku, maka kemungkinan kau akan mati ditanganku“.
Yoon Sung,“aku tidak akan bersembunyi karena akulah satu-satunya yang bisa menghentikan anda. Aku akan mengorbankan hidupku untuk menghentikan anda“ .
setelah mengatakan semuanya Yoon Sung lansung meninggalkan Jin Pyo. Jin Pyo memandang kepergian Yoon Sung dengan tatapan yang sangat marah.
Sampai diluar ternyata Young Joo sudah menanti Yoon Sung. Yoon Sung pun bertanya kenapa Young Joo mengikutinya. Young Joo pun mengatakan kenapa Yoon Sung bisa di rumah Jin Pyo padahal Yoon Sung pernah mengatakan kalau Yoon Sung tidak mengenal Jin Pyo.
Yoon Sung mengatakan kalu Yoon Sung benar-benar tidak tahu Jin Pyo dan baru tahu setelah ada acara alumni dan berniat untuk berinvestasi. Tapi Young Joo masih belum percaya dan tidak perduli apa yang dikatakan Yoon Sung, Young Joo tetap mencurigai Yoon Sung sebagai City Hunter.
Besoknya di kantor, Young Joo mendapat berita bahwa alibi Yoon Sung memang terbukti benar dan sudah mengkonfirmasi semuanya tetapi hanya ketika Seo Yon Hak diserang, Yoon Sung tidak punya alibi. Akhirnya Young Joo mendapatkan solusi yaitu dengan mengetes DNA maka dari itu harus mendapatkan sampel darah atau rambut dari Yoon Sung.
Shik Joong sangat terkejut ketika mendengar kalau Jin Pyo telah membunuh dua orang polisi yang tidak bersalah. Yoon Sung menjelaskan kalau Jin Pyo sekarang seperti kereta api yang remnya gagal dan ketika nama Kim Jong Shik muncul maka Jin Pyo pasti akan membunuhnya juga.
Kereta api hanya akan bisa berhenti jika ada sesuatu yang menubruknya dan Yoon Sung lah satu-satunya yang hanya bisa menubruknya dan bahkan Yoon Sung sudah siap untuk mati.
Mendengar Yoon Sung mengatakan itu semua, Shik Joong sangat khawatir dan menyarankan untuk berhenti dan pergi ke tempat yang nyaman saja. Tapi tentu saja Yoon Sung menolaknya dan mengatakan karena Jin Pyo banyak orang akan mendapatkan penderitaan.
Shik Joong pun mengerti. Tapi ternyata selain Jin Pyo, masalahnya adalah Young Joo sekarang telah mencurigai Yoon Sung dan telah menyelidiki semua tentang Yoon Sung. Bahkan sampel darah Yoon Sung pun telah disimpan oleh Young Joo. Mendengar itu Shik Joong sangat geram karena seharusnya Young Joo berterimakasih karena yang menagkap semua penjahat adalah Yoon Sung dan Shik Joong melarang Yoon Sung untuk mendonorkan darahnya untuk menjaga sesuatu hal terjadi.
Ketika sedang mencuci di rumahnya, Na Na melihat berita yang menayangkan tentang kematian Lee Kyung Wan. Na Na langsung berhenti mencuci dan memperhatikan berita dengan seksama. Setelah berita selesai, Na Na mengepalkan tangannya dan menggeleng memikirkan sesuatu.
Na Na masuk ke kamar yang dulu ditempati Yoon Sung dan berfikir bahwa Yoon Sung bukan pembunuhnya. Tiba-tiba Na Na melihat sebuah foto dilantai dan langsung terkejut melihat di foto tersebut adalah ahjumma yang berjualan. Na Na pun akhirnya menyadari kalau ahjumma tersebut adalah ibu Yoon Sung.
Yoong Sung memperhatikan data tentang siswa-siswa yang putus sekolah karena kekurangan anggaran sebesar 10 juta won. Namun dana yang diberikan ke universitas sebenarnya adalah sebesar 5 miliar won. Yoon Sung pun bingung mengapa mereka menyimpan uang sebanyak itu.
Tiba-tiba Shik Joong datang dan mengambil vitamin yang ada di meja Yoon Sung, tentu saja Yoon Sung tidak memperbolehkan Shik Joong memakannya dan akan membelikan bahkan 100 botol untuk Shik Joong tapi tidak boleh menyentuh vitaminnya Yoon Sung. Akhirnya Shik Joong mengerti mengapa Yoon Sung tidak mau memberikannya, karena vitamin itu pemberian dari Na Na.
Ibu Yoon Sung mengecek kesehatannya di rumah sakit. Ternyata ibu Yoon Sung menderita penyakit leukemia. Dokter pun menyuruh ibu Yoon Sung untuk opname agar bisa mendapatkan perawatan untuk anti kanker dan harus cepat mendapatkan donor. Ibu Yoon Sung secara tidak langsung menolak dengan mengatakan akan membereskan barang-barang dagangnya dan akan kembali segera.Yoon Sung langsung melihat sekelilingnya dan akhirnya melihat Jin Pyo yang memakai pakaian dokter. Yoon Sung dan Jin Pyo saling memandang dengan tatapan tajam sebentar kemudian Jin Pyo langsung pergi.
Yoon Sung juga pergi dan dilihat oleh Young Joo kemudian Young Joo memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti Yoon Sung. Yoon Sung ternyata pergi ke rumah Jin Pyo.
Young Joo dan anak buahnya berhasil mengikuti Yoon Sung. Yoon Sung yang tidak tahu diikuti tanpa curiga langsung masuk ke rumah Jin Pyo. Anak buah Young Joo terkejut ternyata Yoon Sung mendatangi rumah Jin Pyo.
Sesampainya di dalam rumah, Yoon Sung dengan marah berkata kenapa Jin Pyo tega sekali membunuh. Jin Pyo mengatakan bahwa begitulah cara Jin Pyo mengatasinya.
Yoon Sung, “Bahkan membunuh dua orang polisi yang tidak bersalah? Jika metode ini yang anda gunakan, ini akan menjadi pembalasan darah untuk darah”.
Jin Pyo lalu mengatakan, “setiap hari, telingaku mendengar tangisan dari 20 orang yang mati di Laut Nampo dan aku tidak pernah tidur dengan nyenyak selama 28 tahun terakhir, hanya ada satu alasan aku hidup. Di pantai yang dingin, pasukanku meninggal ditangan militer kita sendiri, mereka menderita rasa sakit, depresi,kemarahan dan penghiatan. Semua itu harus dibayar mahal dan pantas untuk mati”.
Lalu Yoon Sung bertanya ,“ini pembalasan untuk siapa? Aku tiba-tiba khawatir apakah ini untuk pasukan yang dikhianati oleh negara sendiri atau untuk diri sendiri karena perasaan bersalah karena satu-satunya yang bisa selamat? Apakah anda masih belum mengerti? Polisi yang anda bunuh sekarang ini mereka punya keluarga juga, ini sudah bukan balas dendam lagi tapi ini murni pembunuhan“.
Dengan mengepalkan tangannya ditongkat, Jin Pyo mengatakan kepada Yoon Sung, “jika kau tetap melawanku, maka kemungkinan kau akan mati ditanganku“.
Yoon Sung,“aku tidak akan bersembunyi karena akulah satu-satunya yang bisa menghentikan anda. Aku akan mengorbankan hidupku untuk menghentikan anda“ .
setelah mengatakan semuanya Yoon Sung lansung meninggalkan Jin Pyo. Jin Pyo memandang kepergian Yoon Sung dengan tatapan yang sangat marah.
Sampai diluar ternyata Young Joo sudah menanti Yoon Sung. Yoon Sung pun bertanya kenapa Young Joo mengikutinya. Young Joo pun mengatakan kenapa Yoon Sung bisa di rumah Jin Pyo padahal Yoon Sung pernah mengatakan kalau Yoon Sung tidak mengenal Jin Pyo.
Yoon Sung mengatakan kalu Yoon Sung benar-benar tidak tahu Jin Pyo dan baru tahu setelah ada acara alumni dan berniat untuk berinvestasi. Tapi Young Joo masih belum percaya dan tidak perduli apa yang dikatakan Yoon Sung, Young Joo tetap mencurigai Yoon Sung sebagai City Hunter.
Besoknya di kantor, Young Joo mendapat berita bahwa alibi Yoon Sung memang terbukti benar dan sudah mengkonfirmasi semuanya tetapi hanya ketika Seo Yon Hak diserang, Yoon Sung tidak punya alibi. Akhirnya Young Joo mendapatkan solusi yaitu dengan mengetes DNA maka dari itu harus mendapatkan sampel darah atau rambut dari Yoon Sung.
Shik Joong sangat terkejut ketika mendengar kalau Jin Pyo telah membunuh dua orang polisi yang tidak bersalah. Yoon Sung menjelaskan kalau Jin Pyo sekarang seperti kereta api yang remnya gagal dan ketika nama Kim Jong Shik muncul maka Jin Pyo pasti akan membunuhnya juga.
Kereta api hanya akan bisa berhenti jika ada sesuatu yang menubruknya dan Yoon Sung lah satu-satunya yang hanya bisa menubruknya dan bahkan Yoon Sung sudah siap untuk mati.
Mendengar Yoon Sung mengatakan itu semua, Shik Joong sangat khawatir dan menyarankan untuk berhenti dan pergi ke tempat yang nyaman saja. Tapi tentu saja Yoon Sung menolaknya dan mengatakan karena Jin Pyo banyak orang akan mendapatkan penderitaan.
Shik Joong pun mengerti. Tapi ternyata selain Jin Pyo, masalahnya adalah Young Joo sekarang telah mencurigai Yoon Sung dan telah menyelidiki semua tentang Yoon Sung. Bahkan sampel darah Yoon Sung pun telah disimpan oleh Young Joo. Mendengar itu Shik Joong sangat geram karena seharusnya Young Joo berterimakasih karena yang menagkap semua penjahat adalah Yoon Sung dan Shik Joong melarang Yoon Sung untuk mendonorkan darahnya untuk menjaga sesuatu hal terjadi.
Ketika sedang mencuci di rumahnya, Na Na melihat berita yang menayangkan tentang kematian Lee Kyung Wan. Na Na langsung berhenti mencuci dan memperhatikan berita dengan seksama. Setelah berita selesai, Na Na mengepalkan tangannya dan menggeleng memikirkan sesuatu.
Na Na masuk ke kamar yang dulu ditempati Yoon Sung dan berfikir bahwa Yoon Sung bukan pembunuhnya. Tiba-tiba Na Na melihat sebuah foto dilantai dan langsung terkejut melihat di foto tersebut adalah ahjumma yang berjualan. Na Na pun akhirnya menyadari kalau ahjumma tersebut adalah ibu Yoon Sung.
Yoong Sung memperhatikan data tentang siswa-siswa yang putus sekolah karena kekurangan anggaran sebesar 10 juta won. Namun dana yang diberikan ke universitas sebenarnya adalah sebesar 5 miliar won. Yoon Sung pun bingung mengapa mereka menyimpan uang sebanyak itu.
Tiba-tiba Shik Joong datang dan mengambil vitamin yang ada di meja Yoon Sung, tentu saja Yoon Sung tidak memperbolehkan Shik Joong memakannya dan akan membelikan bahkan 100 botol untuk Shik Joong tapi tidak boleh menyentuh vitaminnya Yoon Sung. Akhirnya Shik Joong mengerti mengapa Yoon Sung tidak mau memberikannya, karena vitamin itu pemberian dari Na Na.
Sesampai di rumahnya, ibu Yoon Sung langsung duduk dengan lemah dan memikirkan tentang penyakitnya, kemudian membuka laci dan menemukan sebuah bungkusan kecil yang ternyata isinya adalah baju ketika Yoon Sung masih bayi. Dengan menangis ibu Yoon Sung mengatakan bahwa ibu Yoon Sung hidup hanya untuk bisa melihat Yoon Sung lagi.
Ibu Yoon Sung mendekap erat baju Yoon Sung, ”akankah aku bisa melihatmu untuk terakhir kali dalam hidupku?”. Dan ibu Yoon Sung pun menangis terisak tertidur dengan terus mendekap erat baju Yoon Sung, “aku sangat merindukanmu anakku, …sangat merindukanmu” (sediiiiiiiiiiih_aida rf).
Yoon Sung mengunjungi café tempat Na Na bekerja. Yoon Sung meyakinkan dirinya bahwa kalau bukan karena Kim Jong Shik maka Yoon Sung tidak datang ke tempat Na Na. Na Na terkejut melihat Yoon Sung dan Yoon Sung langsung memesan kopi dan mengatakan kepada Na Na bahwa Yoon Sung ingin berbicara dengan Na Na. karena terlalu lama, antrian dibelakang Yoon Sung menegur Yoon Sung dengan menepuk pundaknya. Na Na terkejut melihat pengantri dibelakang Yoon Sung yang menepuk pundak Yoon Sung dan mengatakan untuk hati-hati.
Akhirnya Yoon Sung dan Na Na bicara berdua. Yoon Sung menyerahkan buku yang berisi kliping tentang Kim Jong Sik kepada Na Na dan menanyakan siapa yang ada di buku kliping Na Na. Na Na pun memberitahu bahwa orang yang ada di kliping tersebut adalah orang yang terkait dengan kecelakaan orang tua Na Na. Na Na juga menjelaskan bahwa Na Na mengumpulkan semua ini agar suatu hari nanti bisa dilakukan investigasi ulang walaupun kesempatannya kecil.
Na Na ingin agar mendapatkan keadilan karena yang seharusnya ayahnya jadi korban tetapi malah dalam sekejap berbalik menjadi tersangka dalam sehari. Dan hanya ada satu saksi mata di kejadian tersebut yang bernama Bi Man Deok. Na Na memberitahu Yoon Sung bahwa Na Na pernah bertemu dengan Bi Man Deok di sebuah karaoke ketika foto Dae Hye diambil.
Yoon Sung pun terkejut mendengar kata karaoke dan menanyakan ciri-ciri orang tersebut. Setelah Na Na menyebutkan ciri-cirinya, Yoon Sung sadar yang dimaksud Na Na adalah Shik Joong.
Na Na berharap agar bisa menemukan Shik Joong agar bisa memberikan hukuman yang setimpal kepada Kim Jong Shik dan berharap Kim Jong Sik mati dan berharap City Hunterlah yang menangkapnya. Na Na juga menanyakan pendapat Yoon Sung bahwa City Hunter bukanlah orang yang akan membunuh orang dan Na Na percaya itu.
Yoon Sung pun mengatakan jika Na Na percaya maka tetaplah percaya. Ketika akan pergi Na Na menyuruh Yoon Sung untuk menunggu sebentar tapi ketika Na Na kembali, Yoon Sung sudah pergi.
Sesampai di rumahnya, Yoon Sung tanpa basa basi langsung menanyakan apakah Bi Man Deok itu adalah Shik Joong. Shik Joong terkejut mendengarnya. Yoon Sung,“jelaskan apa yang terjadi, kenapa ahjussi selalu menyuruhku untuk menjaga Na Na? katakan padaku secepatnya!”
Shik Joong akhirnya menceritakan kejadian sebenarnya. Ketika akan pulang dari acara temannya Shik Joong melihat seseorang menyetir mobil dengan ugal-ugalan dan terjadilah kecelakaan dengan cepat dan menabrak sebuah mobil yang berlawanan arah sehingga mobil yang ditabrak itu jatuh berguling-gulingan dan menyebabkan salah satu penumpangnya meninggal yaitu ibunya Na Na sedangkan ayah Na Na koma sampai sekarang.
Orang tua Na Na tergeletak tak bergerak. Shik Joong menyaksikan semuanya, sedang Kim Jong Shik hanya terluka ringan.
Na Na histeris melihat orang tuanya. Dia pun menangis meraung-raung melihat ibunya penuh darah masih menggenggam sabuk hitam Na Na.
“Ibu! Ibu! Apa yang harus aku lakukan tanpamu? Ibu jangan tinggalkan aku!”teriak Na Na. Dan semakin histeris saat melihat tubuh ayahnya di bawa.
Sedangkan tak jauh, Kim Shik Joong sedang memberikan keterangan. Na Na memandang Kim Jong Sik lalu beralih ke Shik Joong.
Shik Joong memasuki ruangan yang asing, ternyata terdapat Kim Jong Sik.
Jong Sik : “Apa kau saksi itu? Aku akan langsung saja, kau harus merubah kesaksiaanmu”.
Shik Joong : “Tapi aku melihat sendiri kau mengendari mobil lalu menabrak dan membunuh orang itu. Bagaimana mungkin aku merubah kesaksianku?”
Jong Sik : “Kau sedang masa percobaan hukuman terkait judi bukan? Bagaimana bila hari itu aku mengatakan kau berada di kasino bagaimana?”
Shik Joong tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Kim Jong Sik. Shik Joong yang waktu itu baru saja menghadari upacara kematian dan menjadi saksi kecelakaan.
“Aku punya kekuasaan untuk merubahnya menjadi kasino!”.
Shik Joong tertegun karena dengan begitu dia dengan mudahnya bisa dijebloskan ke penjara karena Kim Jong Sik mampu karena ia punya kekuasaan. Dia akan memberikan kompensasi jika Shik Joong mau merubah kesaksiannya. Shik Joong tidak berdaya.
=Flasback End=
“Aku benar-benar bodoh bukan? Setiap aku memikirkan Na Na, hidupku tidak berarti”sesal Shik Joong kepada Yoon Sung.
Kini Shik Joong lega dapat memberi tahu kenyataannya kepada Yoon Sung dan mengenai Kim Jong Sik dia akan membantu sebaik mungkin untuk Yoon Sung.
“Setelah membantumu, aku akan menerima apapun hukuman yang pantas untuku”, Shik Joong meneteskan air mata, benar-benar menyesali perbuatannya.
“Jadi Kim Jong Sik orang yang seperti itu”pikir Yoon Sung.
Akhirnya Kim Na Na tidak jadi dikeluarkan sebagai salah satu pengawal mengingat kemampuanya yang bagus. Bukan main senangnya Kim Na Na saat mendengar langsung dari kepala pengawal. Namun dia hanya diperbolehkan mengawal putri Presiden, Da Hye.
Eun Ah yang mendengarnya juga ikut senang. Na Na pun berniat mentraktir Eun Ah makan ddeokbokki. Tentu saja mereka berfikir ulang untuk memecat Na Na karena Na Na memegang sabuk judo tingkat hitam.
Waktu latihan, Ki Joon memberi selamat karena Na Na bisa kembali, Na Na pun menyatakan berterimakasih kepada seseorang sambil memegang kalung pelurunya di depan Yoon Sung. Waktunya latihan, Ki Joon langsung berkata kepada Eun Ah bahwa latihan hanya dijadikan ajang pelepasan stress untuknya.
Eun Ah tersinggung, maka dibantingnya Ki Joon dengan keras!
Sedangkan Na Na seperti biasa mengajari Yoon Sun, namun kali ini berbeda. Na Na ragu untuk melakukan gerakan bantingan karena jika kecurigaan Na Na benar jikalau Yoon Sung adalah City Hunter maka bahu dia masih terluka karena tembakannya.
Yoon Sung heran karena keraguan Na Na. Akhirnya Yoon Sung membanting Na Na. dan dengan dingin, Yoon Sung pergi meninggalkan Na Na.
Na Na menghampiri Yoon Sung sedang duduk di taman dengan memberikan kopi kesukaan Yoon Sung. Na Na tetap berusaha bersikap hangat. Yoon Sung hanya terdiam, cuek. Tidak menyerah, Na Na pun memberi tahu rahasia kopinya yang enak.
Saat dia memperlihatkan kopinya, Yoon Sung menyentaknya dan kopinya tumpah.
“Apa ini yang namanya menyapa? Apa kau tidak punya harga diri? Kenapa kau seperti ini?!”teriak Yoon Sung.
“Karena aku menyukaimu”jawab Na Na jujur.
Yoon Sung terhenyak.
“Walaupun kau orang yang aneh, dan berkata kasar tapi aku menyukaimu”
“Sudah aku bilang kepadamu, lupakan semuanya! Hari itu aku menciummu karena atmosfer, jangan berpaling kepadaku karena ciuman!”bentak Yoon Sung.
Yoon Sung berusaha keras untuk menolak Na Na dengan berbagai alasan termasuk Na Na bukan tipenya.
Na Na tidak begitu saja menerimanya.
“Kau juga bukan tipeku tapi aku menyukaimu, aku hanya ingin melihatmu”, Na Na tidak ingin menahannya lagi.
“Apa kau sudah gila?”
“Aku benar-benar kacau saat ini, tapi sudah kuputuskan untuk menghadapi perasaanku”, Na Na seakan menahan tangis karena sikap Yoon Sung.
“Aku akan berpura-pura tidak mengenalmu mulai sekarang. Aku sudah tidak tahan!” Yoon Sung pergi begitu saja meninggalkan Na Na dengan segala perasaannya.
Tangis Na Na tak tertahankan. “Kau sudah melakukan yang terbaik, Kim Na Na! Hal bagus karena menyukai seseorang”gumam Na Na sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.
Melihat Yoon Sung bermuram durja, Ki Joon mendekatinya dan dikiranya Yoon Sung baru saja putus dari pacarnya. “Sudah biasanya bertengkar dengan pacarmu, lalu kembali lagi, kencan lagi ini hanya permainan tarik ulur saja”kata Ki Joon dan berniat memberikan saran-sarannya
Yoon Sung semakin kesal dibuatnya. Dan memasang muka angker. Ki Joon menciut dan kembali kemejanya.
Yoon Sung kembali mendesah. Sigh.
Da Hye mengajak jalan di sebuah kampus,karena Yoon Sung sebagai tutornya dan Na Na. Da Hye benar-benar senang dapat menggandeng Yoon Sung. Da Hye berjanji akan belajar keras. Yoon Sung sempat di buat kesal karena Da Hye menyuruhnya hanya melihat dia, bukan gadis lain yang berseliweran di kampus.
Langkah mereka terhenti saat melihat sekelompok mahasiswa yang berunjuk rasa.
“Kim Jong Sik harus melaksanakan perjanjian biaya kuliah yang hanya separuh! Tepati janjimu! Tepati janjimu! Kami terlalu letih dan lapar! Kami pemuda bangsa bukankah masih punya mimpi? Dan kalian berkata bahwa kami tidak memiliki masa depan!”
Barbagai hal diorasikan oleh para mahasiswa tersebut. Da Hye menyadari bahwa biaya kuliah yang mencekit mereka, betapa sulitnya harus dihadapi terutama masalah biaya.
Na Na membenarkan, “Taruhlah, biaya kuliah per semesternya 10 juta won, jadi satu tahun 20 juta won. Dan belum lagi untuk les bahasa Inggris. Dan belum lagi biaya makan”
“Lebih baik jangan kuliah jika kau tidak memiliki uang!”tambah Eun Ah.
Yoon Sung mencerna semua perkataan mereka.
Yoon Sung menghampiri seorang pelajar yang sangat arogan dimana dia membentak pelayan untuk membersihkan bekas makanannya di kantin. Yoon Sung mencela sikapnya dan mengatakan dia tidak lebih baik dari siswa TK! Bersikap arogan hanya karena dia membayar tinggi biaya kuliah? Yoon Sung semakin emosi.
Yoon Sung melihat nama di buku gadis itu, Kim Hye Ji. Putri dari Kim Jong Sik kan? Belum dipastikan.
Yoon Sung membuka-buka buku-bukunya. Rupanya dia mencari foto ibu dan ayahnya. Yoon Sung menggeledah semuanya, namun nihil. Akhirnya dia menanyakan pada Shik Joong. “Apa semua barangnya sudah dia bawa dari rumah Na Na? tidak ada yang tertinggal?”tanya Yoon Sung.
“Ya, apa yang kau kehilangan sesuatu?”tanya balik Shik Joong.
Yoon Sung mengeleng.
Shik Joong mengajaknya makan daging kesukaan Yoon Sung. Dan masakan yang sama seperti Na Na masakan terakhir kalinya. Yoon Sung teringat Na Na, dan saat dia mengaku perasaanya. Yoon Sung meletakan sumpitnya dan pergi.
Di saat yang sama, Na Na juga sedang makan malam sendirian. Dia memakan masakan yang sama. Mendadak, sms masuk. Dari Yoon Sung yang menyuruhnya datang, sebagai supir pengganti. Na Na kegirangan.
Na Na langsung berlari untuk menemui Yoon Sung. Dia berhenti di depan toko kosmetik. Na Na masuk dan mencoba beberapa kosmetik. Secara gratis! Na Na langsung pergi saat di pelototi oleh penjaganya.
Na Na mencari mobil Yoon Sung yang terparkir. Hati Na Na berdebar-debar, bahkan dia sempat mengaca di spion mobil. Yoon Sung menepuk pundak Na Na, senyum Na Na langsung menghilang saat berbalik dan menemukan Yoon Sung menggandeng gadis lain.
Yoon Sung memberikan kunci mobil dan alamat hotel. Sial.
Na Na mengendari mobil dengan terpaksa. Sedang Yoon Sung dan gadis itu berasik-masyuk di belakang. Pokoknya begitulah, sampai membuat Na Na jengah! Na Na mengeraskan suara musik. Yoon Sung marah-marah.
“Orang yang terlalu sentimental, seperti nenek-nenek bukanlah tipeku, yang polos dan tidak berpelangalam dengan cinta benar-benar bukan seleraku!”.
Na Na melihat melalui kaca spion, dan betapa syoknya saat melihat Yoon Sung mencium gadis itu. Long long and hot kiss! Na Na langsung menghentikan mobilnya.
Keduanya tersentak,“Aku mohon, tahanlah selama 2 menit. Kita akan sampai di hotel dalam 2 menit!”teriak Na Na.
Gadis itu marah-marah, Na Na langsung menyeretnya keluar dan menyuruhnya naik taksi.
“Apa yang kau lakukan?!”bentak Yoon Sung.
“Itu yang ingin aku tanyakan kepadamu!”
“Apa kau cemburu?”
“Tidak! Gadis itu tidak layak untuk membuatku cemburu! Jika kau melakukan ini hanya untuk menjauhkanku, itu tidak perlu! Ini perasaanku sendiri! Aku tidak akan pernah memaksa dirimu!”jelas Na Na.
Na Na menyuruh Yoon Sung untuk mencari gadis yang layak untuk menjauhkan Na Na. Yoon Sung hanya diam saja. Jika sudah dapat, maka Na Na akan menunjukan kecemburuannya!
“Jangan melakukan hal yang percuma, hanya buang uang dan waktu! Dan aku juga tidak mabuk untuk memanggilku sebagai supir!”
Na Na pun sempat menyinggung orang tua Yoon Sung pasti tidak suka melihat sikap Yoon Sung. Na Na pun memberikan foto Yoon Sung yang ditemukan Na Na, lalu pergi.
Yoon Sung langsung merebahkan dirinya di kasur, dan memikirkan kembali kata Na Na.
Jaksa Young Joo bersama asistennya sedang menyelidiki tentang kasus yang terjadi di rumah sakit. Jaksa Young Joo menganggap bahwa orang yang melakukan pembunuhan itu adalah orang yang benar-benar sudah memiliki keahlian, karena dia membunuh tanpa ragu-ragu, tidak terdapat sidik jari yang tertinggal dan pembunuh tersebut tidak dapat dideteksi oleh kamera. Jaksa Young Joo menyuruh seorang asistennya untuk mengikuti Lee Yoon Sung karena pada saat kejadian Lee Yoon Sung berada di tempat yang sama.
Di kedai makanan milik ibu Yoon Sung, Ibu Yoon Sung tiba-tiba merasakan sakit. Ibu Yoon Sung duduk untuk beristirahat sebentar. Tiba-tiba Na Na datang.
“Bibi.”panggil Na Na
“Oh, kau. Duduklah”ujar ibu Yoon Sung.
“Tadi aku berjalan-jalan dan melihat buah lemon segar, jadi aku beli beberapa untukmu. Jadi makanlah”ucap Na Na sambil memberikan sekantong plastik buah lemon.
“Bagaimana aku bisa menghabiskan ini semua. Aku hidup sendiri. Na Na kau harus makan ini juga”jawab ibu Yoon Sung tersenyum.
“Aku juga sekarang tinggal sendiri”ujar Na Na, tapi segera meralatnya.
“Ayahku masih berada di rumah sakit”ucap Na Na
“Ayahmu pasti akan segera bangun”tukas ibu Yoon Sung menenangkan.
“Tapi bibi, benarkah kau tak memiliki keluarga satupun. Seorang anak misalnya”tanya Na Na memastikan.
“Oh, aku bilang aku tidak punya”jawab ibu Yoon Sung
Ibu Yoon Sung segera menanyakan makanan yang akan dipesan Na Na. Ketika ibu Yoon Sung berdiri tiba-tiba dia kehilangan kesadaran. Na Na segera membantunya.
“Apakah kau tahu yayasan Myeong Mun?”tanya Yoon Sung kepada Shik Joong ketika berada di dalam mobil.
Shik Joong mengatakan bahwa tahun lalu yayasan Myeong Mun menggunakan separuh dana pendidikan untuk berinvestasi di pasaran tapi mengalami kegagalan dan untuk menutupi kegagalan tersebut mereka mengurangi dana beasiswa dan merubah beberapa peraturan. Tiba-tiba panggilan masuk ke HP Yoon Sung, panggilan dari Na Na.
Shik Joong menyuruh Yoon Sung untuk mengangkat telepon Na Na.
“Hallo”ucap Yoon Sung.
“Lee Yoon Sung ssi, bibi dari warung makan sekarang berada di ruang gawat darurat rumah sakit. Kemarilah”ujar Na Na
“Mengapa aku harus ke sana?”ucap Yoon Sung
“Bukankah dia ibumu? Benarkan?”ujar Na Na. Yoon Sung yang mendengar itu terkejut.
Akhirnya Yoon Sung segera memutarbalik mobilnya dan menuju rumah sakit. Di belakang mobil Yoon Sung asisten Young Joo mengikutinya.
Di rumah sakit, Na Na menunggui ibu Yoon Sung yang sedang terbaring tidur. Yoon Sung datang dan melihat ibunya. Yoon Sung langsung menghampiri Na Na.
“Oh, Lee Yoon Sung ssi”ucap Na Na
“Ini dia walinya”ujar Na Na lagi pada dokter.
“Mengapa kau memanggilku walinya?”sergah Yoon Sung
“Dia adalah anak laki-lakinya”ucap Na Na lagi kepada dokter.
Dokter yang memeriksa ibu Yoon Sung berkata kalau hasil tes dari pasien sudah keluar, dan ibu Yoon Sung mengidap penyakit leukimia. Yoon Sung dan Na Na yang mendengarnya sontak terkejut. Dokter melanjutkan kalau pasien harus segera mendapatkan kemoterapi sesegera mungkin karena mengetahui kondisinya yang buruk. Atau dia harus mendapatkan donor sumsum tulang belakang secepatnya.
Yoon Sung dan Na Na bicara berdua di taman. Yoon Sung masih terlihat terkejut dengan apa yang barusan dikatakan dokter.
“Bibi, tidak memiliki keluarga satupun, walaupun aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi bagaimanapun juga kau adalah anaknya. Lakukanlah tes”ucap Na Na
“Mengapa harus aku? Dia adalah orang yang telah membuangku. Sekarang dia membutuhkan anak untuk menemukan sumsum tulang belakang?”ujar Yoon Sung marah
“Bibi, membuangmu?”ucap Na Na terkejut mendengar perkataan Yoon Sung.
“Itu mengapa kau menyebutkan kalau kau tidak memiliki ibu?”ujar Na Na
“Walaupun begitu kau tetap menyayanginya, itu mengapa kau masih menyimpan fotonya. Walaupun kau membencinya, marah padanya, kau bisa mengatakannya. Kau masih memiliki ibu. Jangan karena ada celah diantara kalian berdua, kau melihatnya mati di depan matamu”ucap Na Na
“Apa?”tanya Yoon Sung kaget mendengar ucapan Na Na yang terakhir.
“Tentu saja tidak, maka dari itu segera pergilah mendaftar. Biarkan dia mendapatkan perawatan”ucap Na Na.
Yoon Sung akhirnya pergi untuk mengurus perawatan ibunya, dia memberikan yang terbaik yang dia bisa. Di belakan Yoon Sung, Jang Pil Jae asisten dari jaksa Young Joo mengikuti Yoon Sung terus dan mengabarkan pada Young Jo tentang kegiatan Yoon Sung. Di belakang Jang Pil Jae, anak buah Jin Pyo mengamatinya.
Anak buah Jin Pyo mengatakan pada Jin Pyo bahwa Yoon Sung membantu seorang wanita yang bernama Lee Kyung Hee dan dia melakukan prosedur administrasi. Jin Pyo kaget mendengar nama Lee Kyung Hee. Anak buah Jin Pyo juga melaporkan bahwa asisten jaksa Young Joo sedang mencurigai sesuatu dan menguntit Yoon Sung. Jin Pyo mengatakan untuk mencegah Lee Yoon Sung untuk melakukan tes darah.
Jang Pil Jae mengatakan pada jaksa Young Joo kalau salah satu keluarga Lee Yoon Sung terkena leukimia dan kemungkinan Lee Yoon Sung akan melakukan tes darah untuk memastikan sumsum tulang belakang mereka cocok. Jaksa Young Joo mengataka kalau mereka harus mendapatkan sample darah Lee Yoon Sung.
Di ruangan ibu Yoon Sung, Lee Kyung Hee bicara pada Na Na dan menolak semua perawatan. Lee Yoon Sung tiba-tiba masuk dan mendengarkan pembicaraan Na Na dan ibunya.
“Jika kita memikirkan itu semua apa kondisinya akan berubah”ujar Yoon Sung ketus.
“Bicaralah hati-hati, bibi sedang sakit”cegah Na Na
“Aku hanya tidak mau merepotkan orang lain”ucap Lee Kyung Hee
“Makanya kau harus sehat, jika penyakitmu kambuh lagi, maka seseorang harus mengirimmu ke rumah sakit, itu akan menjadi lebih bermasalah”ujar Yoon Sung
Na Na mencoba mencegah Yoon Sung, tapi Yoon Sung terus berkata kalau sebaiknya Lee Kyung Hee mendengarkan apa yang rumah sakit katakan dan terima semua perawatan yang diberikan. Yoon Sung keluar dari ruangan ibunya.
“Lee Yoon Sung, walaupun dia berkata seperti itu, dia bukanlah orang yang buruk”ujar Na Na menenangkan.
“Orang dengan tittle Ph.D itu bernama Lee Yoon Sung”ucap Lee Kyung Hee
Yoon Sung segera pergi ke atap rumah sakit, Shik Joong mengikutinya di belakang. Yoon Sung marah dan berteriak sambil berkaca-kaca. Yoon Sung mengatakan kalau dia benar-benar membenci ibunya, dan kenapa dia sekarang harus sakit di depan matanya. Shik Joong melihat Yoon Sung dengan kasihan dan mencoba menenangkannya.
Yoon Sung menemui dokter yang merawat ibunya.
“Apakah kau anaknya?”tanya dokter itu.
“Tidak, ini hanya suatu kesalahpahaman”ujar Yoon Sung.
Dokter lalu memberitahu tentang penyakit Lee Kyung Hee lebih jelas, dokter mengatakan pada kasus penyakit ini pasien akan sangat sakit dan kemungkinan akan meninggal jika donor sumsum tulang belakang tidak segera ditemukan. Yoon Sung bertanya apakah dia bisa melakukan pengecekan untuk donor sumsum tulang belakang. Dokter menjawab kalau bisa saja, tapi untuk melakukannya harus melewati tes darah. Yoon Sung yang mendengarnya sedikit ragu.
Ketika Yoon Sung akan pergi ke laboratorium, Jin Pyo datang dan mencegahnya. Mereka bicara berdua di taman. Shik Joong yang melihat kedatangan Jin Pyo kaget setengah mati.
“Kau akan melakukan tes darah, benarkan? Biarpun dia membuangmu kau melunak begitu mendengar kalau dia sakit. Jangan katakan padaku kalau kau juga akan mendonorkan sumsung tulang belakangmu”ujar Jin Pyo memastikan.
“Jika itu dibutuhkan, aku akan melakukannya”ucap Yoon Sung
“Kau akan melakukannya tanpa ijin dariku? Sebelum balas dendam ini selesai, rambutmu dan darahmu masih dalam wewenangku”ucap Jin Pyo
“Walaupun dia adalah orang yang membuangku, bagaimanapun juga dia tetap ibuku. Jika dia meninggal seperti itu, aku tidak akan pernah bisa benar-benar membencinya”ucap Yoon Sung
“Apa dengan menyelamatkannya kau akan membencinya? Saat darahmu keluar, identitasmu akan diketahui dan itu akan menjadi akhir dari balas dendam kita”ucap Jin Pyo
“Hanya tes darah, bagaimana identitasku dapat terungkap?”ucap Yoon Sung
“Tanpa kau ketahui, jaksa Kim Young Joo selalu mengikutimu dan sekarang salah satu asistennya mengikutimu di rumah sakit ini”ucap Jin Pyo
“Jaksa Young Jo selalu membuntutimu. Apa kau berfikir dia tidak akan menemukan kalau kau adalah putra dari Lee Kyung Hee? Aku memperingatkannmu. Keputusanmu akan menentukan hidupmu”ujar Jin Pyo sambil berlalu dari Yoon Sung.
Asisten jaksa Young Jo, Jang Pil Jae yang berada di kamar mandi dikunci dari luar oleh asisten Jin Pyo. Jang Pil Jae berusaha minta tolong.
Ketika akan melakukan tes darah, Shik Joong menghampiri Yoon Sung dan menanyakan apa yang dikatakan ketua.
“Dia mengatakan padaku untuk tidak melakukan tes darah”ujar Yoon Sung
“Apakah kau akan tetap melakukannya? Tanpa kau, mereka pasti juga akan menemukan donornya”ungkap Shik Joong
“Tapi, jika tidak segera ditemukan maka dia kan meninggal”ucap Yoon Sung.
Asisten Jin Pyo datang dan mencegah Yoon Sung untuk tidak melakukan tes darah.
Asisten Jin Pyo menantang Yoon Sung untuk bertarung. Yoon Sung bertarung melawan asisten Jin Pyo dan dua orang lainnya. Yoon Sung berhasil mengalahkan mereka semua.
Di kamar mandi, Jang Pil Jae terus minta tolong. Jaksa Young Joo datang dan segera membuka pengganjal pintu yang sengaja digunakan untuk mengunci pintu. Pintu kamar mandi akhirnya terbuka.
“Jaksa”ujar Jang Pil Jae
“Apa yang sebenarnya terjadi? Di mana Lee Yoon Sung ssi?”tanya Jaksa Young Joo
“Aku tidak tahu”jawab Jang Pil Jae
Yoon Sung sedang berada di laboratoriun untuk diambil sample darahnya. Tiba-tiba Jaksa Young Joo datang bersama Jang Pil Jae.
“Jika orang lain melihat ini akan salah paham. Mereka akan berfikir kau menyukaiku”ucap Yoon Sung yang melihat kehadiran jaksa Young Joo dan asistennya.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang itu. Aku adalah pria yang sehat jasmani maupun rohani”balas Young Joo.
“Kalau begitu kau harus antri untuk mendapatkan nomor. Orang-orang yang telah menunggu akan marah jika tahu itu”ujar Yoon Sung
“Yang aku butuhkan adalah darahmu Lee Yoon Sung ssi”ucap Jaksa Young Joo
“Apakah ini permainan vampir menghisap darah?”ejek Yoon Sung
Young Joo akhirnya mengeluarkan kartu pengenalnya sebagai jaksa dan meminta pegawai Lab. untuk memberikan sample darah milik Yoon Sung. Pegawai Lab. meminta ijin kepada Yoon Sung untuk memberikan darahnya pada jaksa Young Joo. Yoon Sung mengiyakan.
Setelah mendapatkan sample darah Lee Yoon Sung, jaksa Young Joo akan segera mengirimkannya NFS (National Forensic Science), dan memerintahkan Jang Pil Jae untuk terus mengikuti Lee Yoon Sung. Na Na yang secara tidak sengaja mendengarnya dan segera mengikuti Jang Pil Jae.
Jang Pil Jae mengawasi Yoon Sung yang mulai memasuki mobil dan pergi. Jang Pil Jae akan mengikuti, tiba-tiba Na Na menghampirinya dan mengalihkan pandangan Jang Pil Jae dari arah mobil Yoon Sung.
“Penyelidik Jang Pil Jae. Di mana jaksa Young Joo? Ada sesuatu yang harus kutanyakan tentang penyelidikan kembali suatu kasus. Apakah kau tahu nomor teleponnya?”tanya Na Na sambil berusaha mengalihkan pandangan Jang Pil Jae.
Akhirnya Jang Pil Jae kehilangan Yoon Sung. Jang Pil Jae menghubungi jaksa Young Jo untuk memberitahu bahwa dia kehilangan Yoon Sung.
Yoon Sung segera menuju NFS untuk mengambil sample darahnya. Karena tempat tersebut dalam pengawasan yang ketat, Yoon Sung mencoba menyelinap dengan memasuki sebuah mobil ambulans. Yoon Sung berhasil masuk ke dalam tempat tersebut.
Di tempat NFS, seorang wanita peneliti marah-marah dikarenakan dengan seenaknya seorang jaksa datang dan meminta untuk meneliti sample darah dan meminta hasilnya segera. Wanita tersebut segera menghampiri jaksa Young Jo, tapi bukannya marah tapi malah jatuh hati pada jaksa Young Joo. Dan segera mengatakan kalau akan segera menyelesaikan pemeriksaannya.
Yoon Sung naik ke atap dan turun memasuki jendela, Yoon Sung segera menggunakan kesempatannya untuk menukarkan sample darahnya dengan darah lain. Jaksa Young Joo datang meminta hasil pemeriksaan tersebut segera, wanita tersebut berkata akan segera melakukannya.
Di lain sisi, Yoon Sung keluar melalui jendela dan bergelantungan di dinding (kayak cicak ni Yoon Sung). Jaksa Young Jo segera melihat ada yang aneh pada jendela tersebut dan segera mengeceknya, tapi hasilnya nihil tidak ditemukan siapapun di sekitarnya.
Yoon Sung pergi setelah menukar sample darah miliknya. Antara Young Joo dan Yoon Sung terus berselisihan tapi tidak ada seorangpun dari mereka menyadarinya. Ketika Yoon Sung akan keluar, dibelakangnya Young Joo yang sedang menuruni tangga.
Tiba-tiba ada seseorang yang menarik Yoon Sung masuk ke sebuah ruangan. Young Joo lewat begitu saja tanpa mengetahui ada Yoon Sung dibalik ruangan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar