Pages

Subscribe:

Rabu, 11 Januari 2012

City Hunter - Episode 5

[City Hunter Episode 5]
Jin Pyo mulai mengarahkan senapannya ke arah Yong Hak, namun tak disangkanya lampu dipadamkan. Jin Pyo tetap mengarahkan senapannya.
Sedang di restoran keluarga Yong Hak panik. Na Na menyuruh mereka untuk tidak panik dan menyuruh mereka untuk bersembunyi di bawah meja. Jin Pyo tidak tahu. Na Na tetap siaga, dan sebuah titik sinar laser tengah berada di dahinya. Na Na diam. Sebuah peluru melesat menuju ke arah Na Na.
Yoon Sung yang tiba sudah mengetahui keberadaan Jin Pyo namun dia berlari ke arah restoran. Peluru melesat, Na Na terjatuh karena terjangan Yoon Sung. Semua orang semakin panik karena terjadi penembakan. Terutama Na Na, yang tentu saja dia tidak melihat wajah Yoon Sung. Sebelum Na Na menyadarinya, Yoon Sung melesat pergi. Kalung pelurunya terjatuh.
Yoon Sung belari ke gedung Jin Pyo berada. Jin Pyo yang tahu bahwa misinya gagal segera melarikan diri saat dilihatnya para polisi dan tim SWAT telah datang mengepungnya.
Jij Pyo mulai terdesak namun dia melangkah tetap tenang. Anggota SWAT mulai memasuki gedung dimana Jin Pyo berada. Jin Pyo masuk ke dalam elevator, menuju lantai 5.

"Blok seluruh pintu keluar dan cek semua elevator lantai pertama"perintah ketua tim SWAT.
Sebuah goncangan mengejutkan Jin Pyo. Ternyata elevator telah dipindah ke sistem pengaturan dari pusat kendali sehingga Jin Pyo tidak mampu keluar dan langsung menuju ke lantai dasar langsung.

Jin Pyo sadar tidak ada jalan lain selain menghadapi mereka. Jin Pyo pun menyiapkan senjata sementara itu tim SWAT sudah mengepung elevator dengan posisi siap menembak.
Tiba-tiba dari atas sebuah tangan terulur, Jin Pyo terkejut dia adalah Yoon Sung yang berniat menolong ayahnya. Tersirat jelas di mata Yoon Sung walau mereka tidak sependapat, Jin Pyo sudah dianggapnya ayah. Jin Pyo menerima uluran tangan Yoon Sung.
Pintu elevator terbuka namun kosong. Yoon Sung dan Jin Pyo naik ke atas dengan kabel elevator untuk melarikan diri.

Di luar Shik Jong telah menunggu dengan mobil agar kedua mampu lari. Awalnya penjaga melihat mobil yang ditumpangi Yoon Sung dan Jin Pyo dan langsung melapor ke Tim SWAT. Akan tetapi saat mereka akan mengejar, mereka dikesalkan dengan seorang pria membuat kekacauan sehingga menghalangi mobil tim SWAT untuk mengejar keduanya.
Di mobil, Yoon Sung, Jin Pyo dan Shik Joong akhirnya berkumpul lagi.
Jin Pyo : "Aku ingin bertanya satu hal, apa kau yang memadamkan lampu?"
Yoon Sung mengiyakan.
Jin Pyo : "Kita sudah sepakat siapa yang mengetahui orang kedua terlebih dahulu maka dia yang akan membereskannya?"
Yoon Sung : "Yang aku tahu untuk mendapatkan satu hasil harus menyesuaikan dengan keadaan, itu yang aku pelajari dari dirimu!"

Jin Pyo diliputi amarah karena Yoon Sung lah yang menggagalkan rencananya. Shik Jong berusaha menenangkan kedua, namun tak mempan.
"Aku baru saja menyia-nyiakan kesempatan untuk menghabisi musuhku! Kau menghancurkan semuanya!"geram Jin Pyo.
"Jika kau membunuh Seo Yong Hak lalu setelah itu apa? Apa semuanya akan berakhir hanya dengan dendam? Jika kita membunuh Yong Hak sekarang maka orang berfikir dia dibunuh karena pemilihan, dan aku khawatir dirinya yang sebenarnya tetap akan tersembunyi!"

Yoon Sung berfikir jika Yong Hak mati karena pembunuhan maka media akan mengenal dia sebagai martir* karena membela negaranya yang demokrasi. Jin Pyo tampak merenungi perkataan Yoon Sung yang masuk akal.

"Jadi, apa kau akan menyerah sekarang?"tanya Jin Pyo pada akhirnya.
"Jika aku menyerah maka tidak seharusnya aku memulai segalanya! Ayah aku mohon bantulah aku".
Kim Na Na melihat sebuah kalung yang berbandulkan peluru, lalu memungutnya. Dia tahu kalung itu milik orang yang menyelamatkannya. Namun siapa dia? Eun Ah menghampirinya, Na Na buru-buru menyembunyikannya.
Yoon Hak dan keluarganya di bawa ke rumah sakit. Istrinya lega karena mereka selamat dari serangan. Akan tetapi anak dari Yon Hak malah berharap dirinya untuk terkena tembakan agar dirinya terhindar dari wajib militer!

Yon Hak tentu saja emosi kepada putranya karena dirinya dulu dimulai dari prajurit biasa sehingga mampu menjadi mentri Pertahanan. Mereka sempat beradu pendapat, namun istri Yon Hak melerai.
Sepetinya anak Yon Hak memang anak manja dan tipikal anak yang tidak biasa hidup susah.
Yon Hak kembali ke gedung Blue House, dan berpapasan dengan Na Na dan Eun Ah. Yon Hak pun mengucapkan terimakasih karena berkat mereka dirinya selamat. Ah, itu sudah tugas dari bagian pengawal, kerja bagus kalian mampu mengendalikan dengan baik! Yon Hak mengira ini pekerjaan Korea Utara karena dirinya berniat mencalonkan diri sebagai Presiden mendatang.

Asisten Yong Hak menginterupsi Yon Hak, akan lebih baik jika memperlihatkan kepada publik rasa sakit yang anda alami? Na Na mendengarnya dan hanya tersenyum ironis. Asisten Yong Hak menyarankan agar ke rumah sakit terlebih dahulu agar image-nya sedikit terekspos.
Sementara itu di kediaman Yoon Sung, dia sedang berhadapan dengan ayahnya, Jin Pyo.
Jin Pyo : "Baiklah aku akan membantumu, bagaimanapun kita memiliki tujuan dan dendam yang sama".
Yoon Sung tertegun sekaligus senang.
Shik Joong : "Ahh. Ini namanya 2 kepala lebih bagus daripada satu!"

Jin Pyo : Seo Yong Hak sebagai Menteri pertahanan yang dikenal akan tanggungjawab akan produksi senjata. Seorang yang sangat terhormat, dan salah satu kandidat terkuat dalam pemilihan. Dia bukan seperti Lee Kyung Hwan.
Yoon Sung : "Semakin kuat lawan semakin manis kemenangannya! Ada satu cara, sepatu tentara!"
Jin Pyo tidak mengerti maksud Yoon Sung, sepatu tentara? Karena kualitas sepatu yang buruk, para tentara kecewa.
Shik Jong : "Bukankah dengan mengganti perusahaan maka masalah akan terselesaikan?"
Yoon Sung : "Seo Yong Hak ditetapkan sebagai perwakilan perusahaan".
Jin Pyo : "Itu akan sangat sulit dirubah walaupun dia seorang Mentri pertahanan. Sepertinya kita akan menang!"

Yoon Sung pun menginformasikan kepada Jin Pyo bahwa ketiga anak Yong Hak mangkir dari tugas wajib militer. Shik Jong terkejut dan mengira anak-anak Yong Hak memang tidak mampu karena kondisi kesehatan.
Sepulangnya dari Yoon Sung, Jin Pyo hanya ditemani anak buahnya yang sama-sama bertujuan ingin balas dendam. Apa kau hanya akan membiarkannya dia mengurus semuanya? Jin Pyo berfikir sejenak, "bagaimanapun saat waktunya tiba, aku akan mengurusnya dengan cara ku!"ucap Jin Pyo.

Keesokan harinya di ruangan pengawal Blue House, kepala pengawal menjelaskan kepada seluruh pengawal Blue House untuk tetap waspada karena mereka tidak tahu kapan bahaya akan datang.
Jadikan kalian sebagai tameng dari peluru! Lantas kepala pengawal pun memuji tindakan Na Na dan Eun Ah yang mampu melindungi staff pemerintah. Dan merekapun perlu meningkatkan keamanan karena pemilihan yang semakin dekat.
Di kantor kejaksaan, Young Joo melaporkan kepada atasannya mengenai kasus Lee Kyung Hwan. Young Joo pun mengatakan bahwa karir Lee Kyung Hwan berakhir begitu saja.

Atasannya pun menanyakan masalah identitas pengirim ‘paket’ ke kantor Kejaksaan yang ternyata ‘paket’ Lee Kyung Hwan. Lalu menyerakan sebuah surat berisi dari Lee Kyung Hwan. "Sepertinya itu berisi dari rincian bukti berkaitan dengan masalah korupsi"ucap atas Young joo.

Young Joo pun berfikir bahwa peristiwa penembakan Yong Hak berkaitan dengan kasus Kyung Hwan. Young Joo pun diperintahkan untuk menyelidiki secara diam-diam.
Young Joo melihat rekaman CCTV saat pelaku penembakan Yong Hak kabur. Jin Pyo tidak terekam secara jelas, dan tidak terdapat bukti sidik jadi karena sudah tercampur dengan orang banyak. Young Joo melihat Jin Pyo memencet tombol elevator dan berfikir pasti terdapat jejak sidik jarinya!

Salah seorang staff memberikan undangan pesta ulang tahun untuk Young Joo.
Di Blue House, Na Na berpapasan dengan Yoon Sung.
"Aku mendengar aksi hebat kemarin, bahkan ada bekas luka di wajahmu terlihat cukup cantik"ucap Yoon Sung yang dianggap Na Na sebuah olokan.
"Aku hanya melakukan tugas seorang pengawal!"jelas Na Na.
"Apa kau seorang wanita? Apa kau tidak takut akan bekas luka? Ah benar akan lebih baik seorang pengawal memiliki wajah galak".
"Orang yang menganggap sebuah lelucon tentu saja aku harus memasang tampang ganas!"sengit Na Na kesal.

Saat akan berlalu, Na Na diberi sebuah surat dari pengadilan mengenai penyitaan rumahnya. Na Na panik lalu tanpa mengindahkan Yoon Sung berdiri di dekatnya, Na Na langsung berlari.
Na Na lalu menelepon seorang kenalannya di staff kejaksaan yang rupanya bawahan Young Joo. Na Na meminta saran dari dirinya. Na Na furstasi karena tidak ada solusi lain, dan rumah Na Na sebentar lagi akan dieksekusi. Yoon Sung dari kejauhan mendengarnya lalu menelepon Shik Joong.

Sedang Staff Young Joo yang sedang berbicara dengan Na Na menyabarkan Na Na dan mengajak dia untuk tinggal bersama. Young Joo pun yang tidak sengaja mendengarnya bergegas pergi.
Ternyata Young Joo pergi ke pemilik rumang Na Na yang baru, Yooung Joo mencoba membujuk pemilik rumah untuk menjual rumah Na Na kepada dirinya, namun pemilik bersikeras tidak akan melepasnya.
"Apa kau benar tidak ingin membelinya? Aku akan menambahkan pembayarannya"bujuk Young Joo. Namun tetap gagal, dia pergi karena ada panggilan tugas.
Pada saat itulah Shik Joong datang disaat Young Joo pergi. Tentu saja Shik Jong datang dengan sekoper uang untuk membeli rumah Na Na. Pemilik jengkel karena berulang-ulang kali banyak orang yang ingin membelinya! Pemiliknya tetap bersikeras untuk tidak menjualnya, Shik Jong pun mengeluarkan segepok uang. Pemilik merasa di atas angin lalu menjualnya mahal, Shik jong pun mengeluarkan uang sekoper tentunya dengan sedikit gertakan! Maka terjualah!
Yooung Joo yang gagal membeli rumah Na Na lantas mengirim surat kepada Na Na dan tentunya dengan identitas lain, 'Daddy Long Legs'. (?)
Na Na-sshi, apa kau baik-baik saja? Saat menemui kesulitan maka ingatlah kalimat jangan pernah takut akan kegelapan, karena tidak jauh dari dirimu ada sebuah cahaya.

Young Joo pun mendatangi Soo Hee dan memperlihatkan surat undangan pesta ulang tahun, merekapun mengenang kembali masa-masa dulu.
"Kau akan menemui Kim Na Na bukan? Aku mengundangnya kemari karena ingin memberinya sesuatu"ucap Soo Hee. Young Joo terkejut.
Sedangkan Na Na bersama Yoon Sung sedang mengucapkan salam perpisahan dengan dua anak kecil yang dulu diselamatkan mereka berdua. Akhirnya ayahnya menjemput mereka. Salah satu anak kecil memberikan hadiah khusus untuk Na Na dan Yoon Sung, sebuah plester untuk Na Na dan Pororo untuk Yoon Sung.
Yoon Sung memandang Pororo dengan heran.
"Terimalah kebaikannya, bahkan itu milik dia yang berharga"ucap Na Na. Lalu Yoon Sung pun menahan Na Na saat hendak pergi dan membuat wajah Na Na dan Yoon Sung begitu dekat.

Yoon Sung lalu mengambil plester yang diberikan anak kecil tadi dan menempelkannya ke wajah Na Na yang terluka. Na Na gugup akan kedekatan mereka. Yoon Sung pun demikian, lalu mereka saling memandang.

Yoon Sung pun melepas wajah Na Na. "Bukankah aku sudah bilang memakai plester pasti tidak akan menimbulkan bekas, Kim Na Na apa kau pikir wajahmu adalah senjata? Apa kau ingin memperlihatkan betapa kerasnya kau bekerja?"ucap Yoon Sung yang bernada sarkastik untuk menutupi kegugupannya.

"Aku paling benci wanita sepertimu, yang tidak tahu melindungi diri sendiri, tidak tahu cara berpakaian". Na Na semakin kesal.
"Lee Yoon Sung! Apakah aku tahu cara melindungi diri atau cara berpakaian aku rasa tidak ada alasannya aku mendengarkannya dari dirimu!". Na Na mencerocos sendiri lalu dihentikannya karena merasa tidak ada gunanya.

Yoon Sung lagi-lagi tidak tahu cara untuk bersikap yang wajar di hadapan Na Na maka Yoon Sung selalu bersikap mengesalkan di depan Na Na.

Na Na akan masuk ke rumahnya saat tukang pos memberikan surat untuknya. Na Na segera tersenyum saat membaca siapa pengirimnya. Na Na mengurungkan niatnya untuk masuk alih-alih pergi tanpa mengindahkan Yoon Sung.

"Ya, Kim Na Na kemana kau akan pergi?". Yoon Sung pun mengejar Na na.
Yoon Sung mengikuti Na Na yang berjalan kaki sedang Yoon Sung mengendarai mobilnya. Na Na benar-benar kesal dengan sikap Yoon Sung dan memintanya pergi.
"Apa yang kau lakukan kenapa kau mengikutiku?!"teriak Na Na.
"Aku hanya mengikuti sistem GPS"ucap Yoon Sung beralasan.
Na Na akhirnya tiba ditempat Soo Hee tepat saat dia keluar dari kliniknya. Yoon Sung pun mengenali Soo Hee, Na Na heran kenapa mereka bisa kenal?
"Unni, kau tahu orang ini?"tanya Na Na.
"Ya, waktu lalu aku menerima bantuannya saat kesuliatan, jika bukan karena Lee Yoon Sung mungkin akan terjadi sesuatu masalah"ucap Soo Hee yang diikuti dengan wajah tidak percaya Kim Na Na.

"Ah, tidak. Aku kesini karena ingin memelihara hewan peliharaan makanya datang ke klinik ini" lagi-lagi Yoon Sung beralasan.
Na Na lagi-lagi cuek dengan Yoon Sung dan menunjukan surat yang diterimanya kepada Soo Hee. Tampak Na Na begitu senang. Yoon Sung langsung masam.
Tulisannya bagus bukan, aku paling suka dengan kalimatnya ini, "jangan takut akan kegelapan". Senyum Na Na benar-benar mengembang.
"Kalimat seperti itu biasanya digunakan laki-laki untuk menggaet seorang wanita, jika aku yang mengunakannya pasti berhasil"ucap Yoon Sung sinis.
"Lee Yoon Sung!"teriak Na Na.
"Ah, ya,ya lanjutkan saja"ujar Yoon Sung.

Tiba-tiba Young Joo keluar dari klinik, Na Na tidak mengangka dia bisa kenal dengan Soo Hee. Rupanya mereka telah berteman lebih dari 10 tahun. Young Joo pun memperhatikan luka di pipi Na Na. Lalu Na Na menjelaskan bahwa itu bekas saat menjalankan tugas.
Soo Hee pun mengatakan kepada Young Joo mengenai Na Na yang menunjukan surat dari Paman berkaki panjang kepada dirinya. Soo Hee jelas sengaja karena dirinya tahu Young Joo yang mengirimnya. Lalu Yoon Sung pun mengejek isi suratnya. Young Joo merasa tersinggung. Soo Hee pun menyelanya dan mengajak mereka masuk minum teh.
Mereka duduk bertiga, Yoon Sung meminta surat Na Na karena ingin membacanya. Na Na jelas menolak. Young Joo salah tingkah. Yoong Sun menyalakan tv untuk saat siaran berita mengenai seorang politikus yang rupanya ayah Young Joo.

Ingatan Na Na langsung ke masa kecilnya saat terjadi kecelakaan hebat. Na Na gugup karena syok dan mematikan saluran tv.
Young Joo : "Kau kenapa?"
Na Na : "Aku benar-benar tidak suka dengan Kim Jong Shik".
Air muka Young Joo berubah drastis saat nama ayahnya disebut, Yoon Sung menyadarinya begitu juga Soo Hee.
Mereka akhirnya pulang dan sempat terjadi saling rebut untuk mengantar Kim Na Na. Yoon Sung tidak mau mengalah dia tetap memaksa untuk mengantar pulang Na Na, namun Na Na akhirnya lebih memilih untuk pergi bersama Young Joo. Yoon Sung jelas kelas.

"Apa kau teman Na Na?"tanya Soo Hee setelah melihat kejadian barusan.
"Ah , kami bekerja di tempat yang sama namun beda departemen"jelas Yoon Sung yang langsung melesat pergi.
Young Joo mampir ke toko untuk membeli plester yang tidak meninggalkan bekas untuk Na Na, semula Na Na bersikeras itu tidak perlu. Young Joo mengambil plester yang tadinya ditempel Yoon Sung. Na Na tersenyum menerima kebaikan Young Joo.
Sedang tidak jauh Yoon Sung melihat mereka berdua seakan tidak percara dan hanya tertawa sinis bercampur kesal, dia melempar plester yang persis sama yang dibeli Young Joo.
Na Na masuk ke mobil Young Jo dan mendadak bertanya mengenai peristiwa kecelakaan mobil. "Apa ada kemungkinan akan ada invetigasi ulang?"tanya Na Na dan diikuti rasa tertegun Young Joo.
"Aku rasa tidak bisa"balas Young Joo enggan.
"Kasusnya sudah ditutup, kejaksaan dan pihak polisi tidak bisa melakukan penyelidikan lagi"lanjut Young Joo.

Na Na mendadak muram. Young Joo tahu kasus kecelakaan itu berkaitan dengan ayahnya. "Namun akan lain jika salah satu keluarga naik banding ke pengadilan tinggi"jelas Young Joo. Dan Young Joo pun menjelaskan butuh waktu lama untuk mengetahui hasilnya.

Na Na paham. Ada sesuatu yang ingin aku ungkap kebenarannya, waktu itu aku masih muda sehingga tidak bisa membantu apapun, kenang Na Na dengan nada sedih. Young Joo menahan perasaan bersalahnya. Namun Young Joo berjanji akan membantunya.
Na Na kembali ke rumahnya, termenung mengingat kejadian di masa lalu. Saat keluarganya kecelakaan.
"Jika bukan karena orang itu maka kita masih bisa berkumpul"ucap Na Na sedih. Dia melihat artikel yang berisi orang yang menyebabkan semuanya. Dia adalah ayah Young Joo.

Na Na membuka kotak surat yang berisi kumpulan surat yang dikirimkan oleh 'Daddy Long Legs'-nya, dan tersenyum melihat semua kumpulan surat-surat itu. Setelah itu dia memandang foto nya bersama ayah ibunya.
"Ayah Ibu, sejauh ini aku baik-baik saja dan aku akan melakukannya lebih baik lagi di masa depan"ucap Na Na di depan foto kedua orang tuanya.
Tiba-tiba ada sms masuk ke HP Na Na dari Yoon Sung.
Apakah kau sudah tidur?
Na Na tidak menjawab pesan Yoon Sung dan mengacuhkannya. Lalu sebuah pesan masuk lagi.
"Kau benar-benar sudah tidur ya?"
"Aish, orang ini"ucap Kim Na Na jengkel. Sebuah pesan masuk lagi.
Kau terlihat lebih cocok menggunakan plester pororo
Kim Na Na langsung melihat sekeliling rumahnya, heran kalau Yoon Sung mengetahui dia sudah tidak memakai plester bergambar pororo.

Di rumah Yoon Sung memegang HP nya.
"Kim Na Na-ssi, balas smsnya?"ucapnya sendiri sambil memandangi HP-nya.
"Balas,balas,balas, huh..masih juga tidak dibalas"ujar Yoon Sung kesal yang akhirnya melempar Hpnya di kursi.
Shik Joong datang dan menyuruh Yoon Sung untuk menyalakan TV nya. Ternyata Jin Pyo ingin berbicara dengan Yoon Sung melalui Teleconfrence. Jin Pyo menanyakan pada Yoon Sung apakah Yoon Sung sudah mengetahui informasi tentang Seo Yong Hak.

Yoon Sung mengatakan kalau baru-baru ini Seo Yong Hak sekali lagi menentang untuk mendatangkan senjata karena masalah ini cacat. Yoon Sung mengatakan bahwa pertama kali senjata didatangkan dari MARS Inc. Namun Ketika Seo Yong Hak adalah menteri pertahanan nasional, militer mereka mendatangkan senjata dari MARS Inc. "Lantas kenapa Seo Yong Hak tiba-tiba memutuskan mengubah sikapnya?"
Yoon Sung mengungkapkan kalau ketua MARS Inc. sudah dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Korea selama 3 hari, dan Yoon Sung akan mengambil kesempatan untuk mencari tahu pada saat itu.

Jin Pyo menanyakan apakah Yoon Sung sudah makan, Yoon Sung menjawab kalu dia sudah makan dan menanyakan balik ke Jin Pyo. Jin Pyo sedikit mengeluh karena cuaca yang sering hujan membuat kakinya athritis. Jin Pyo memutuskan sambungan.

Shik Joong mengatakan pada Yoon Sung kalau sekarang Jin Pyo sudah menua karena dulu dia sama skali tidak pernah mengeluhkan rasa sakit. Ketika Yoon Sung menyentuh lehernya dia baru menyadari kalau kalungnya hilang.
Di Rumah Kim Na Na yang akan pergi tidur memandang kalung yang ditemukannya pada saat kejadian penembakan Seo Yong Hak.
Chun Jae Man dan Seo Yong Hak bertemu mreka membicaraan tentang orang yang berusaha membunuh Seo Yong Hak. Seo Yong Hak mengatakan bahwa Lee Kyung Wan ditahan oleh kejaksaan, di lehernya ditemukan kalung militer. Chun Jae Man mengatakan bahwa bukankah itu adalah kalung yang digunakan oleh para tentara yang hilang. Seo Yong Hak mengetahuinya dari Departemen Pertahanan.
"Itu tampak seperti milik pasukan khusus yang keberadaannya tidak diketahui, yang menghilang pada bulan Oktober tahun 1983"ujar Seo Yong Hak.
"Oktober 1983?"tanya Jae Man meyakinkan.
"Ya, benar. Kita merancang sebuah rencana terhadap rencana kita sendiri"ujar Seo Yong Hak.
"Waktu itu Oktober 1983? Peristiwa Aung San 9 Oktober 1983?"ucap Chun Jae Man.
"Aku lupa tentang itu"ujar Seo Yong Hak.
"Terdapat 21 prajurit yang mati saat itu?" Chun Jae Man.
"Jika kita tidak segera menghentikannya, kita harus segera menghabisi mereka. 21 orang yang kita kirim pada waktu itu, kita menghabisinya. Jika insiden itu sampai diketahui poblik, kau dan aku...kita berdua tamat"ujar Seo Yong Hak
Chun Jae Man berada di dalam mobil bersama salah satu orang kepercayaannya. Dia mengatakan bahwa ketika perayaan, Lee Kyug Wan bertemu dengan dua orang anak kecil dan ketika itu City Hunter muncul. Chun Jae Man meminta orang kepercayaannya untuk menyelidiki anak-anak tersebut karena menurutnya sudah tidak mungkin menemukan dua puluh satu prajurit yang hilang itu.
Di Blue House, Presiden sedang menikmati suasana taman dan teringat tentang kejadian dimana Jin Pyo menemui dirinya dan mengancam kalau Jin Pyo tidak akan membiarkannya hidup tenang dan juga teringat tentang perkataan Ibu Yoong Sung yang berkata bahwa 28 tahun yang lalu Jin Pyo telah mengambil anaknya dan menghilang.
Kemudian putrinya Da Hye menghampirinya. Presiden menebak pasti ada sesuatu yang putrinya inginkan jika Da Hye menginginkan sesuatu. Da Hye mengatakan kalau dia sangat buruk dalam pelajaran dasar dan dia meminta ayahnya untuk meminta Lee Sung Yoon menjadi tutornya, merajuk lebih tepat istilahnya.
Para pengawal dan pegawai komunikasi sedang berlatih Judo bersama. Shin Eun Ah dan Go Ki Joon yang berpasangan untuk latihan, Ki Joon yang berusaha keras untuk menjatuhkan Eun Ah tidak berhasil, malah Eun Ah menyerangnya tanpa ampun.
Di sisi lain Yoon Sung dan Na Na berpasangan dalam latihan. Na Na yang berusaha mengajari dan membuat Yoon Sung jatuh tidak berhasil.
"Ketika seorang sedang mengajari, sebaiknya kau mendengarkan dengan baik"ujar Na Na kesal.
"Aku bukan anggota pengawal, mengapa aku harus mempelajari ini?"jawab Yoon Sung acuh.
"Apa kau pikir kau bekerja di organisasi biasa? Apa kau tidak tahu pentingnya organisasi ini?"ujar Na Na.
"Itulah sebabnya kau harus melindungiku"ujar Yoon Sung.
"Ahh..sungguh. Tidak dapat diprediksi. Seseorang menyelidiki tentang malam itu untuk menangkap penembak jitu itu. Apa kau tidak merasa malu?"ujar Na Na.
"Kim Na Na, jadi karena orang itu maka sekarang kau menutupi luka di wajahmu?".
Na Na langsung mencoba menjatuhkan Yoon Sung. Tapi dengan sigap Yoon Sung segera menarik Na Na dan menjatuhkannya. Na Na terkejut, dia merasa kejadian ini seperti kejadian sewaktu seseorang yang telah menyelamatkan dari tembakan. Exactly Kim Na Na!
Ki Joon membasuh muka dan mengeluh kalau akhir-akhir ini kepala sering sakit, dia mengeluhkan karena instruktur Judonya.
Di kantor Yoon Sung, tiba-tiba terjadi keanehan dengan sistem jaringan komputer, semuanya error dan semua karyawan pun berusaha membenahinya. Ki Joon yang diminta untuk membenahi sistem jaringan dari hacker yang masuk. Tapi Ki Joon mengatakan bahwa sangat susah, akhirnya Yoon Sung menawarkan diri untuk membenahinya dan berhasil. Ki Joon melihat Yoon Sung dengan tatapan sedikit aneh.
Ki Joon pergi ke kamar mandi dan disusul oleh Yoon Sung. Yoon Sung mengatakan pada Ki Joon kalau tadi sebenarnya Ki Joon hanya berpura-pura tidak bisa. Yoon Sung bertanya pada Ki Joon ada apa dengan dirinya. Tapi Ki Joon menyangkal dan segera pergi meninggalkan Yoon Sung.
Orang suruhan Chun Jae Man mencari alamat dari anak-anak yang pernah ditemui oleh Lee Kyung Wan. Lalu dia bertanya pada pemilik rumah yang dulu ditempati oleh Mi Jin. Orang suruhan Chun Jae Man mengaku kalau dia adalah guru sekolah Mi Jin, tapi orang tersebut menolak memberitahu alamat Mi Jin.

Ketika orang suruhan Chun Jae Man pakan pergi dari jauh dia melihat Na Na pulang ke rumah. Dan mengingat bahwa Kim Na Na adalah orang yang mendampingi kedua anak tersebut waktu acara Lee Kyung Wan.
Yoon Sung yang akan pulang dari kantor, tiba-tiba ditahan oleh orang kantornya dan dipaksa untuk mengikut acara gathering bersama. Tapi Yoon Sung menolak, dia beralasan kalau dia adalah orang yang sangat membenci bau yang menempel pada bajunya.
Tapi Yoon Sung terus dibujuk agar tetap ikut. Semua teman-teman kantor Yoon Sung berkaraoke ria, Yoon Sung yang mengambil kesempatan untuk meninggalkan tempat karaoke, tapi ditahan. Ki Joon yang mendapatkan kesempatan bernyanyi menyanyi dengan sedih. Yoon Sung yang melihat Ki Joon yang sudah mabuk memakai alasan untuk mengantarkan Ki Joon pulang.
Ki Joon yang sudah mabuk, berbicara tentang keadaan adik laki-lakinya. Ki Joon bercerita kalau adik laki-lakinya adalah seorang laki-laki biasa dan menang dalam kejuaraan taekwondo tapi sekarang adiknya mengalami kelumpuhan karena tetanus.
"Kenapa aku harus membelikan dia sepatu boot yang berkualitas buruk! Kenapa mereka memasang paku di sepatunya! kenapa? Karenanya adikku terkena tetatus, kakinya hilang begitu saja!"ucap Ki Joon walau dalam keadaan mabuk namun sangat jelas bagi Yoon Sung.

Yoon Sung lantas berfikir apa sepatu yang digunakan adik Ki Joon sama merupakan sapatu yang dibuat perusahaan Yon Hak? Tentu saja!
Yoon Sung menelepon supir pengganti dan ternyata supir pengganti tersebut adalah Kim Na Na. Ki Joon yang menyadari kalau ada Na Na segera menyapa Na Na. Ki Joon mengatakan kalau Na Na dan Yoon Sung seperti memiliki sebuah hubungan, Na Na menyangkalnya. Na Na yang akan menaiki mobil, dihalangi oleh Yoon Sung yang menyuruh Kim Na Na untuk duduk di samping Ki Joon dan Yoon Sung yang mengemudikan mobil.
Sepanjang perjalanan Ki Joon yang bersandar di bahu Na Na membuat Yoon Sung kesal melihatnya.
"Go Ki Joon"panggil Yoon Sung.
"Sudah aku katakan tinggal kemudikan saja?"jawab Ki Joon malas dan segera bersandar ke bahu Na Na lagi. Karena kesal melihat Ki Joon, Yoon Sung segera membelok-belokkan mobilnya agar Ki Joon menjauh dari Na Na. Na Na melihat kelakuan Yoon Sung kesal dan menyuruh Yoon Sung untuk tetap mengemudi dengan hati-hati.
Yoon Sung menggendong Ki Joon ke apartemennya. Adik laki-laki Ki Joon membukakan pintu. NaNa dan Yoon Sung terkejut melihat kondisi fisik adik Ki Joon. Yoon Sung segera menggendong Ki Joon ke kamarnya.
Yoon Sung melihat suasana kamar Ki Joon dan matanya terpaku pada foto Ki Joon dan adiknya yang memegang medali. Adik Ki Joon datang menghampiri Na Na dan Yoon Sung dan berterima kasih karena telah mengantar Ki Joon pulang. Na Na dan Yoon Sung melihat Ki Joon yang mengigau dan menitikkan air mata.
Na Na dan Yoon Sung pulang menggunakan Bus.
"Terima kasih, karena kau aku tidak jadi dipecat (pegawai blue house dilarang bekerja sampingan)"ujar Na Na pada Yoon Sung.
Yoon Sung hanya diam dan memejamkan mata dan mengingat kejadian tadi saat bersama Ki Joon. Rasa keadilan Yoon Sung terusik!
Na Na yang sejak tadi bicara dan tidak ada sahutan dari Yoon Sung. Na Na melihat Yoon Sung yang memejamkan mata dan mulai bersandar di bahu Na Na, Na Na mencoba menyingkirkan kepala Yoon Sung dari bahunya tapi tetap saja tidak bisa, melihat Yoon Sung tersenyum Na Na ikut tersenyum.
Orang suruhan Chun Jae Man, mengendap-endap masuk ke rumah Na na dan mulai menyelidiki tentang Na Na, dia menemukan catatan dari artikel-artikel dari koran tentang Kim Yong Shik.

Na Na dan Yoon Sung berjalan menuju rumah Na Na.
"Setiap hari kau berjalan pulang dan pergi, seperti ini?"tanya Yoon Sung.
"Pasti, sambil olah raga itu bagus. Pergi kerja dengan mobil setiap hari dapat membuatmu tumpukan lemak, lambat dan gemuk"jawab Na Na.
Yoon Sung meminta imbalan dari Na Na karena sudah mengemudikan mobil untuk Na Na dan lagi mengantarkan Na Na sampai rumah maka dari itu Na Na harus memberikan kimchi untuk Yoon Sung.
Na Na masuk rumah, orang suruhan Chun Jae Man bersembunyi dan mengeluarkan pisau untuk melukai Na Na. Yoon Sung yang melihat dari pintu, bersuara dan berkata apakah Na Na masih lama mengambilkan Kimchinya. Orang suruhan Chun Jae Man mendengar itu segera keluar rumah Na Na.
Ketika orang suruhan Chun Jae Man keluar, Yoon Sung segera merebut topi yang dipakai dan menghajar orang tersebut. Orang tersebut segera mengeluarkan pisau tapi mampu dikalahkan oleh Yoon Sung dan Yoon Sung berhasil membawa buku milik Na na yang diambil oleh orang tersebut.
Kim Na Na yang sedang membungkuskan kimchi untuk Yoon Sung, disusul oleh Yoon Sung yang datang menghampirinya dan mengembalikan buku Na Na seperti semula.
"Yaaahk.."teriak Yoon Sung.
"Aish, kau membuatku takut"ujar Na Na.
"Seorang wanita sendirian di rumah dengan pintu tidak terkunci apa kau tidak takut"tanya Yoon Sung.
"Tidak, aku peringkat 4 dalam Judo, aku juga memiliki anjing di rumah"ujar Na Na.
Yoon Sung yang sedang berjalan pulang teringat orang yang akan mencelakai Na Na adalah orang yang sama pada saat kejadian Lee Kyung Wan. Karena khawatir dengan Na Na akhirnya Yoon Sung tidak pulang dan duduk di depan rumah Na Na hingga pagi.
"Kim Na Na "ucap Chun Jae Man.
"Ini pertama kalinya aku mendengar nama itu?"ujar Chun Jae Man lagi. Chun Jae Man menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari tahu tentang Kim Na Na. Orang suruhan Chun Jae Man mengatakan kalau dia mungkin sudah tahu siapa City Hunter tersebut. Chun Jae man menyakan siapa orang tersebut. Dan Orang suruhannya mengatakan dia akan memberitahu setelah memastikannya.
Atasan Kim Na Na menegur Na Na karena masalah pengadilan yang selalu mengirimkan surat tentang masalah rumahnya. Atasan Na Na meminta agar masalah tersebut segera diselesaikan jika tidak sebaiknya Na Na keluar dari pekerjaan ini. Na Na berjanji kalau akan menyelesaikanya.
Na Na menemui pemilik rumah dan meminta agar memberinya sedikit waktu dan jangan lagi mengirim surat pengadilan ke kantornya. Pemilik rumah mengatakan kalau itu sudah bukan urusannya lagi karena dia sudah menjualnya.
Na Na berlari kembali ke kantor. Di sisi lain Yoon Sung sedang meminum kopi dan mengeluh karena tidak seperti buatan Na Na. Na Na berlari menghampiri Yoon Sung.
"Lee Yoon Sung ssi"ucap Na Na.
"Yaa, Kim Na Na tolong buatkan aku kopi ,ok?"ucap Yoon Sung.
"Lee Yoon Sung ssi"ucap Na Na lagi.
"Oh, apa kau ingin mengatakan kalau kontraknya sudah selesai? OK katakan saja"ucap Yoon Sung.
"Lee Yoon Sung ssi, siapa yang memberimu ijin untuk mencampuri hidup orang lain? bagaimana bisa kau membeli rumahku?!"bentak Na Na. Yoon Sung kaget mendengarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download youtube Video